Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan Nusantara atau PTPN III (Persero) tengah mempercepat pembentukan subholding PalmCo dan SupportingCo. Melalui pembentukan subholding ini, PTPN III akan menargetkan peningkatan produksi hilirisasi, salah satunya minyak goreng.
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani mengatakan pembentukan subholding dilakukan untuk percepat sinergitas, optimalisasi sumber daya lebih mudah diintegrasikan, dan memperkuat daya saing PTPN sebagai instrumen negara.
"Holdingisasi sawit (PalmCo) bukan semata merger. Ada program lanjutan, yaitu hilirisasi untuk menghadirkan minyak goreng 1,8 juta ton pada 2026 sehingga bisa memenuhi 40 persen kebutuhan minyak goreng domestik," kata Ghani dalam keterangan tertulis, ditulis Minggu (5/11/2023).
Menurutnya, peningkatan produksi pangan dan energi ini menjadi penting di tengah munculnya dinamika dan tantangan global. Pasalnya, Indonesia masih bergantung pada impor untuk sejumlah komoditas pangan.
"Karena itu, impor harus terus dikurangi di masa yang akan datang. Potensi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan energi ramah lingkungan juga sangat besar dan perlu dioptimalkan. Kami meyakini, pembentukan subholding ini akan mampu mengatasi tantangan yang ada," jelasnya.
Lebih lanjut lagi, Ghani menambahkan secara konsolidasi luas lahan sawit PTPN Group adalah 600 ribu hektar yang tersebar di sepuluh PTPN. Selanjutnya, juga ada lahan tebu seluas 173 ribu hektare, terdiri dari 53 ribu Hak Guna Usaha (HGU) dan sisanya tebu rakyat yang dikelola oleh tujuh PTPN.
Ghani menyampaikan, sebagai BUMN, PTPN mengemban berbagai penugasan, termasuk untuk kepentingan negara. Dia menegaskan, berbagai aksi korporasi yang dilakukan holding di klaster perkebunan dan kehutanan tetap berada di bawah komando dan pengawasan pemerintah sebagai pemegang saham.
(das/das)