PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus meningkatkan pertumbuhan di segmen wholesale atau korporasi. Salah satunya adalah menghadirkan inovasi kemudahan bisnis transaksi digital melalui platform Qlola.
Diketahui, Qlola merupakan platform layanan transaksi yang ditujukan untuk badan usaha, mulai dari korporasi hingga retailer. Saat ini, fitur-fitur dalam platform tersebut pun terus dikembangkan agar memudahkan nasabah di dalam bertransaksi.
Apalagi dalam waktu dekat, nasabah di segmen wholesale akan bisa digunakan oleh nasabah-nasabah BRI di luar negeri.
"Misalnya kami punya kantor cabang di Singapura, Taiwan, New York, kemudian di Timor Leste, itu juga bisa digunakan oleh nasabah-nasabah kami yang beroperasi di sana, yang juga mungkin supply chain dari Indonesian related company di sini," ujar Direktur Bisnis Wholesale dan Kelembagaan BRI Agus Noorsanto dalam keterangan tertulis, Minggu (12/11/2023).
Bukan hanya transaksi, fitur-fitur dalam Qlola juga dihadirkan untuk memudahkan korporasi dalam mengatur keuangan dalam satu platform. Sebab melalui Qlola, nasabah bisa memonitor aktivitas bisnisnya mulai dari holding atau principla, subsidiary, bahkan mintra yang ada di luar negeri.
"Kemudahan-kemudahan dalam layanan tersebut yang kami berikan. Bahkan satu hal misalnya, sekarang yang kami berikan kepada nasabah, dia bisa mengetahui giro balance di seluruh bank. Jadi misalnya dia punya beberapa rekening, dengan satu klik bisa masuk. Nah, itu fitur-fitur yang menarik," tutur Agus.
Menurut Agus, kemudahan-kemudahan dalam bertransaksi tersebut diberikan BRI karena pada umumnya industri membutuhkan solusi rantai pasok yang terintegrasi secara digital. Sebab, contohnya untuk consumer goods atau fast moving consumer goods membutuhkan layanan transaksi terintegrasi mulai di tataran korporasi, distributor, retailer, sampai ke konsumen di bawah.
Melihat pentingnya transaksi dalam segmen korporasi, Agus pun mengatakan inovasi yang dikembangkan pihaknya harus dapat memberikan kemudahan, kecepatan, akurasi, dan keamanan atas berbagai layanan transaksi yang digunakan.
"Ke depan dalam mengembangkan setiap produk baru khususnya layanan digital seperti ini, memang harus dijamin dapat memitigasi risiko atas keamanan data nasabah. Hal itu sesuai dengan tujuan dan arahan dari Otoritas jasa Keuangan (OJK)," ujarnya.
Dengan begitu, Agus mengatakan kebutuhan akan layanan digital perbankan yang terus meningkat ini dapat dipenuhi dengan baik. Perseroan menyadari tantangan layanan perbankan digital semakin besar seiring dengan kian luasnya penetrasi digital di masyarakat Indonesia.
(anl/ega)