Manajemen Klaim Program Prakerja Dicontoh Kamboja hingga Thailand

Manajemen Klaim Program Prakerja Dicontoh Kamboja hingga Thailand

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 23 Nov 2023 14:21 WIB
Diskusi peningkatkan ketahanan pangan di Indonesia digelar di Jakarta. Deputi III Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-Isu Strategis, Kantor Staf Presiden, Denni Puspa Purbasari hadir dalam diskusi tersebut.
Direktur Eksekutif PMO Prakerja Denni Puspa Purbasari. (Foto: Rachman Haryanto)
Jakarta - Manajemen Pelaksana Program (PMO) Prakerja mengklaim Prakerja telah berhasil mencuri perhatian dunia. Program yang digagas Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu disebut menjadi percontohan bahkan ditiru negara-negara lain.

"Alhamdulillah Prakerja dipelajari bahkan dicontoh oleh beberapa negara sahabat kita," kata Direktur Eksekutif PMO Prakerja Denni Puspa Purbasari dalam acara Diseminasi Riset Prakerja 2023, Kamis (23/11/2023).

Denni mengungkapkan bahwa baru-baru ini Kamboja merilis program pelatihan untuk 1,5 juta penduduknya. Program itu diterapkan setelah perwakilannya melakukan kunjungan kerja ke kantor Prakerja.

"Perdana Menteri Cambodia baru-baru ini menyampaikan bahwa Kamboja merilis program pelatihan untuk 1,5 juta orang di November ini setelah mereka pada Maret selama 4 hari, 15 orang delegasi hadir di Prakerja belajar," ungkap Denni.

Selain itu, ANCLA Maroko dan EEF Thailand juga mempelajari program Prakerja untuk kemudian dicontoh di negaranya.

"Dari Maroko yaitu ANCLA, organisasinya meminta capacity building dari kita dan EEF Thailand juga melakukan studi banding selama 3 hari di Prakerja," tutur Denni.

Denni juga membeberkan kesuksesan lain dari Prakerja yakni terpilih sebagai 1 di antara 21 praktik baik SDG Action dari 70 inisiatif seluruh dunia. Dengan begitu, PMO dapat tampil dalam event SDG Action Week di Markas Besar PBB, New York pada 17 November 2023.

"Jadi alhamdulillah perjalanan dari Prakerja yang sejak awal kita tahu tidak mudah," tuturnya.

Berdasarkan catatan PMO, program Prakerja selama 2020-2023 telah memberikan akses pelatihan kepada 17,5 juta orang dari 514 kabupaten/kota. Jumlah tersebut terdiri dari 86% belum pernah mengikuti pelatihan, 2% dari daerah 3T, hingga 3% berasal dari penyandang disabilitas. (aid/das)


Hide Ads