Apa itu Amortisasi? Ini Pengertian, Manfaat, Metode, dan Cara Menghitungnya

Rindang Krisnawati - detikFinance
Selasa, 28 Nov 2023 21:45 WIB
Foto: PiggyBank/Unsplash
Jakarta -

Dalam dunia akuntansi, banyak istilah-istilah asing yang sulit untuk dipahami bagi orang awam. Hanya segelintir orang saja yang bisa memahami, terutama seorang akuntan. Salah satu istilah dalam akuntansi yang tidak terdengar familiar adalah amortisasi. Apa itu amortisasi? Amortisasi adalah proses pengurangan nilai aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan secara bertahap.

Lantas apa sih pentingnya amortisasi? Amortisasi dinilai cukup penting karena digunakan sebagai laporan keuangan dari suatu bisnis. Nilai dalam amortisasi akan dijadikan acuan dalam menyusun laporan keuangan.

Tak hanya itu, dengan memahami amortisasi, maka akan mempermudah kamu dalam melakukan evaluasi terhadap berbagai pembayaran hutang yang ada dalam jangka waktu tertentu. Nah, untuk tahu lebih jelas mengenai amortisasi, ada baiknya menyimak penjelasannya di bawah ini.

Pengertian Amortisasi

Dikutip melalui buku berjudul Perpajakan Pendekatan Komprehensif ditulis oleh Soemarso S.R (2007), amortisasi adalah pengalokasian harta atau aset tidak berwujud serta hak-hak selama masa manfaatnya, dengan menggunakan metode tertentu. Sederhanya, amortisasi adalah aset tak berwujud yang nilainya bisa diturunkan dalam jangka waktu tertentu.

Semua aset yang tak berwujud dengan masa manfaat terbatas, akan mengalami amortisasi setiap akhir periode. Amortisasi umumnya berlaku pada aset-aset seperti merek dagang, paten, hak cipta, dan harta tak berwujud lainnya. Aset-aset tersebut memiliki masa manfaat tertentu, sehingga pengalokasiannya secara bertahap.

Tujuan dilakukannya amortisasi adalah agar nilai buku utang dari obligasi ketika jatuh tempo, akan sama dengan nilai nominalnya. Untuk tahu penjelasan lebih lengkap mengenai amortisasi, simak pembahasannya di bawah ini.

Contoh Amortisasi

Untuk bisa memahami maksud dari amortisasi, ada baiknya memperhatikan beberapa contoh berikut ini:

1. Perusahaan X memiliki pinjaman sekitar Rp 150.000.000. Setiap tahun, pinjaman itu akan diangsung sebanyak Rp 15.000.000. Dengan begitu, perusahaan X berarti sudah melakukan amortisasi pinjaman senilai Rp 15.000.000 tiap tahunnya.

2. Saniyah melakukan sebuah pembelian kredit mobil dengan harga sekitar Rp 300.000.000 dan diharuskan untuk melunasi dalam 5 tahun. Untuk itu, Saniyah harus melakukan amortisasi pinjaman senilai Rp 60.000.000 tiap tahunnya.

3. Perusahaan X mempunyai hak paten dari suatu barang berteknologi dengan jangka waktu 6 tahun. Untuk bisa mengembangkan barang tersebut, maka perusahaan X perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp 42.000.000. Perusahaan X melakukan amortisasi biaya pengembangan sebesar Rp 7.000.000 tiap tahun selama masa kepemilikan dari hak paten.

Manfaat Amortisasi

Amortisasi memiliki manfaat utama dalam memudahkan perusahaan memprediksi kondisi dari laporan keuangan. Selain itu, amortisasi juga membantu perusahaan dalam mendapatkan informasi berkala mengenai jumlah hutang yang tengah dimiliki. Sebenarnya amortisasi memiliki beberapa manfaat lainnya, berikut ini manfaatnya:

  1. Bisa digunakan sebagai refleksi nilai jual kembali dari suatu aset, sehingga perusahaan tetap mendapatkan untung.
  2. Jumlah pembayaran bunga dan pinjaman pokok jelas.
  3. Laporan keuangan menjadi lebih sistematis.
  4. Mengurangi adanya risiko penumpumpukan hutang bisnis.
  5. Jadwal dari pembayaran hutang beserta bunganya lebih terstruktur.

Metode Amortisasi

Dikutip melalui buku berjudul Akuntansi Pemerintah Daerah Berbasis pada Akrual Entitas Akuntansi ditulis oleh Drs. Cik Basir (2020), ada tiga metode dalam amortisasi, yakni metode garis lurus, saldo menurun, dan unit produksi. Berikut ini penjelasannya:

Metode Garis Lurus (straight line method)

Metode garis lurus merupakan metode amortisasi paling sederhana dan sering digunakan. Metode ini menggunakan pengalokasian beban biaya dengan total anggaran setiap tahunnya.

Metode Saldo Menurun

Beberapa perusahaan memilih menggunakan metode saldo menurun dalam melakukan amortisasi. Metode ini menggunakan pengalokasian beban biaya, dengan total anggaran yang jumlahnya semakin menurun setiap tahun, seiring bertambahnya masa manfaat dari aset tersebut.

Metode Unit Produksi

Metode unit produksi adalah metode dengan menghitung penyusutan didasarkan pada jumlah unit yang sedang diproduksi. Metode ini berguna dalam situasi, di mana nilai aset akan berkaitan langsung dengan jumlah unit yang akan diproduksi, bukan dengan masa manfaat dari suatu aset.

Tahapan dan Cara Menghitung Amortisasi

Tahapan dan cara menghitung amortisasi diperlukan karena berkaitan dengan pembayaran hutang yang melibatkan pembayaran bunga dan pembayaran pokok pinjaman. Bunga yang dibayar bisa semakin rendah jika nominal dari pembayaran pokok meningkat. Hal ini akan menyebabkan jumlah bunga habis, namun pembayaran pokok bertambah.

Berikut ini cara menghitung amortisasi:

1. Melakukan Pengumpulan Data

Tahap pertama ini merupakan tahapan penting dalam menghitung amortisasi. Data yang dikumpulkan meliputi tenor pinjaman, pokok pinjaman, dan bunga.

2. Menyiapkan Kertas Kerja

Dengan mempersiapkan kertas kerja beserta alat tulisnya, bisa memudahkan kamu dalam melakukan perhitungan amortisasi. Ada cara yang lebih praktis, yaitu dengan menggunakan Microsoft Excel. Untuk memulainya, buatlah tabel dengan data berisi bulan, suku bunga, bunga pinjaman, jumlah pinjaman, dan saldo pinjaman.

3. Menentukan Pinjaman

Untuk bisa menghitung amortisasi, harus menentukan pinjaman yang akan diperlukan. Perhitungannya seperti berikut ini:

Jumlah angsuran = P (i / 12) / [1-(1 + (i / 12))^(- t)]

Keterangan:
P = pokok pinjaman
i = suku bunga
t = tenor pinjaman

4. Melakukan Perhitungan Angsuran Bunga

Tahap keempat yakni dengan menghitung angsuran bunga yang akan dibayarkan. Cara menghitungnya:

Angsuran bunga = pokok pinjaman bulan sebelumnya - suku bunga x (30 : 360)

5. Mengidentifikasi Angsuran yang Harus Dibayar

Mengidentifikasi jumlah angsuran yang harus dibayar menggunakan rumus:

Jumlah angsuran pokok = jumlah angsuran - angsuran bunga

6. Menghitung Saldo Pinjaman

Tahap terakhir adalah menghitung saldo pinjaman dengan rumus:

Saldo pinjaman = nilai pokok pinjaman pada bulan sebelumnya - jumlah angsuran pokok

Apa Bedanya Amortisasi dengan Penyusutan?

Dikutip melalui buku berjudul Akuntansi Manajemen ditulis oleh Dr. Bakti Setyadi (2023), amortisasi berbeda dengan penyusutan atau biasa disebut dengan depresiasi dalam beberapa hal. Berikut ini perbedaan dari amortisasi dengan penyusutan secara singkat:

1. Jenis Aset

Jenis aset amortisasi tak berwujud, sedangkan depresiasi berwujud.

2. Penyebab Penurunan Nilai Aset

Amortisasi penyebab penurunan nilai aset dikarenakan berakhirnya kontrak perjanjian. Sementara itu, depresiasi penyebabnya adalah penggunaan untuk operasional dari perusahaan.

3. Penerapannya

Amortisasi penerapannya hanya untuk aset tak berwujud dengan masa manfaat yang terbatas. Sedangkan depresiasi penerapannya berlaku untuk semua aset tetap, kecuali aset tanah.

4. Nilai Residu

Nilai residu dari amortisasi sudah termaktub dalam semua nilai aset. Sementara itu, nilai residu dari depresiasi bisa diasumsikan.

Melalui penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa amortisasi adalah pengurangan atau penyusutan nilai aset harta tak berwujud selama masa manfaatnya menggunakan metode tertentu. Demikian yang bisa disampaikan, semoga bermanfaat!



Simak Video "Video Mensesneg: Prabowo Pilih Komunikasi ke DPR Soal RUU Perampasan Aset"

(fds/fds)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork