Perekonomian Swedia jatuh dalam resesi usai Produk Domestik Bruto (PDB) terus menurun selama dua kuartal berturut-turut. Menurut Badan Statistika Swedia, ekonomi negara tersebut mengalami kontraksi sebesar 0,3% pada kuartal-III tahun 2023.
"PDB menurun selama dua kuartal berturut-turut. Penurunan PDB disebabkan oleh turunnya persediaan dan konsumsi rumah tangga," kata Kepala Bagian Statistik Departemen Akuntansi Nasional Swedia, Jessica Engdahl, dikutip dari The Local Sweden, Rabu (29/11/2023)
Dia mengatakan penurunan tersebut bersifat umum, tapi masih dapat diatasi dengan kuatnya ekspor dan jasa. Memang ekspor negara itu meningkat sebesar 1,4% dan impor turun sebesar 1,5%. Hal tersebut memberikan kontribusi positif terhadap PDB sebesar 1,5%.
Adapun pada kuartal III-2023, konsumsi rumah tangga mengalami penurunan sebesar 0,6% dan belanja pemerintah tetap tidak berubah. Selain itu, penurunan persediaan industri memberikan kontribusi negatif terhadap PDB sebesar 1,4%.
Dari sisi properti, investasi rumah terus mengalami penurunan dan investasi bangunan lainnya juga memberikan kontribusi negatif terhadap PDB. Kemudian untuk konsumsi rumah tangga turun sebesar 0,6% jika dibandingkan dengan kuartal III-2022. Defisit administrasi publik juga cukup besar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Pada tahun 2023, negara ini mengalami defisit sebesar 5,9 miliar kronor. Sedangkan pada tahun 2022, mengalami surplus sebesar 10,5 miliar kronor.
Dalam proyeksi sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Swedia diperkirakan stagnan pada kuartal III-2023. Sementara itu, jika dibandingkan secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Swedia pada kuartal III-2023 mengalami kontraksi sebesar 1,4%, lebih besar dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya 1,2%.
(fdl/fdl)