Sebagian besar orang Indonesia mengadu nasib ke luar negeri. Sulitnya mencari pekerjaan di negeri sendiri menjadi motivasi mereka untuk merantau. Hal ini juga turut dilakukan oleh Unggul Andoko, warga Kampung (desa) Isano Mbias, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke, Papua Selatan.
Pria berusia 29 tahun ini pernah bekerja di Korea Selatan (Korsel) selama 5 tahun. Sebelum pindah ke Kabupaten Merauke, Unggul menetap di Pati, Jawa Tengah. Alasan ia pergi ke Korsel pun karena banyak teman-temannya sudah bertolak terlebih dahulu ke Negeri Ginseng tersebut.
"Saya kan dari Jawa di kampung rata-rata ke sana (Korsel)," kata Unggul kepada detikcom beberapa waktu lalu.
Kemudian, Unggul mengikuti berbagai macam pelatihan dari pemerintah sebelum berangkat ke Seoul. Dua tahun setelahnya, Unggul dipanggil untuk berangkat ke Korsel.
Selama 5 tahun merantau, Unggul bekerja di tiga pabrik berbeda. Di antaranya pabrik perakitan alat elektronik (kulkas), sparepart mobil, dan styrofoam. Penghasilan Unggul per bulannya bisa mencapai Rp 40 juta.
"Gaji di pabrik Rp 30 juta, total sama lembur Rp 40 juta. Biaya hidup ditanggung pabrik, jadi bisa dikirim ke orang tua," kata Unggul.
Dituturkan Unggul, penghasilannya belum termasuk bonus yang diterimanya sebanyak tiga bulan sekali jika sedang ramai pesanan. Perusahaan memberinya bonus sebesar 500 ribu KRW atau Rp 12 juta. Sehingga, total penghasilannya sebagai TKI bisa mencapai Rp 52 juta jika mendapat bonus.
"Kalau sedang ramai, bonusnya tiga bulan sekali. Kalau nggak, (bonus) cuma enam bulan sekali. Lumayan bisa buat jajan atau ditabung," imbuh Unggul.
Unggul mengaku penghasilannya sebanding dengan risiko yang diterimanya. Kepada detikcom, ia bercerita kalau jarinya pernah terjepit mesin press saat bekerja.
"Kalau mesinnya error kan berbahaya. Pernah jari kegencet, untung dalamnya pas di-rontgen masih utuh, cuma kukunya copot," imbuh Unggul.
Kemudian pada awal 2020, kontrak Unggul di Korsel telah habis. Meski sudah meraup penghasilan dua digit di negeri orang, Unggul memilih untuk pulang ke Tanah Air, tepatnya di Merauke.
Simak Video "Dari Tuhan Untuk Minahasa"
(akd/ega)