Utang pemerintah dikritik oleh Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan dalam Debat Ketiga Capres 2024 kemarin malam. Anies menyinggung rasio utang pemerintah yang aman maksimal 30% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Data Kementerian Keuangan mencatat saat ini utang pemerintah tembus Rp 8.041,01 triliun per November 2023. Bila dilihat rasio utangnya jumlahnya 38,11% dari PDB.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara soal pernyataan Anies. Menurutnya sejauh ini rasio utang Indonesia masih dalam batas yang aman. Bahkan bila dibandingkan dengan banyak negara besar, ada yang rasio utangnya menyentuh 220-260%.
Di negara tetangga saja, ada yang rasio utangnya mencapai 66%, ada juga yang mencapai 120%. Jokowi enggan menyebutkan negara-negara apa saja yang dia maksud.
"Ingat di negara besar itu sudah 260%, ada yang 220%. Di tetangga kita saja, nggak saya sebut negaranya, ada yang 120%, ada yang 66% juga," beber Jokowi di sela-sela kunjungan kerja ke Banten, Senin (8/1/2024).
Lebih lanjut, di UU No.1/2003 tentang Keuangan Negara dijelaskan rasio utang pemerintah Indonesia bisa mencapai maksimal 60%. Sejauh ini rasio utang pemerintah Indonesia masih jauh dari ambang batas tersebut.
"Ya kalau kita, kita ini di pemerintahan dalam berbangsa dan bernegara itu semuanya mengacu pada undang-undang. Undang-undang kan memperbolehkan sampai maksimal 60%. Kita juga harus melihat bahwa utang kita dibanding dengan GDP itu masih pada kondisi baik dan aman lah, masih di bawah 40% kan," tegas Jokowi.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Suminto menuturkan utang pemerintah jangan hanya dilihat nominalnya yang besar saja. Menurutnya jika dilihat dari berbagai indikator, risiko utang pemerintah disimpulkan masih sangat aman.
"Kita tidak hanya melihat nominalnya, kalau dilihat berbagai indikator portofolio utang kita, justru kinerja utang kita termasuk risiko utang kita lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya," beber Suminto dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (2/1/2024) yang lalu.
Dia memaparkan dari sisi rasio utang terhadap PDB atau debt to GDP, utang yang ada saat ini rasionya mengalami perbaikan yang signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Bahkan rasionya sudah sangat berkurang jauh sejak pandemi, saat itu rasio utang pemerintah naik signifikan hingga 40%.
"Per akhir November debt to GDP ratio kita 38,11%, turun dari posisi Desember 2022 39,7%, demikian pula turun dari puncak debt to GDP ratio di tengah pandemi pada posisi Desember 2021 sebesar 40,7%. Sekali lagi dari sisi debt to GDP ratio turun cukup besar di level 38,11%," papar Suminto.
(hal/ara)