Bos KCI Buka-bukaan soal Wacana Kenaikan Tarif KRL

Bos KCI Buka-bukaan soal Wacana Kenaikan Tarif KRL

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 11 Jan 2024 13:47 WIB
Dirjen Perkeretaapian Kemenhub menerapkan switch over atau penyesuaian jalur KRL di Stasiun Manggarai, Rabu (20/12/2023).
KRL di Stasiun Manggarai/Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Wacana kenaikan tarif KRL telah berembus sejak akhir 2022 yang lalu. Kala itu Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan ada kemungkinan kenaikan tarif KRL terjadi pada 2023, namun hingga 2023 berlalu kenaikan tarif KRL pada akhirnya tidak terlaksana.

Direktur Utama PT KAI Commuter (KCI) Asdo Artriviyanto buka-bukaan soal wacana kenaikan tarif KRL. Menurutnya, sampai saat ini pihaknya masih menunggu kebijakan regulator, dalam hal ini Kemenhub.

Asdo bilang KCI juga tidak mengajukan kenaikan tarif KRL. Soal tarif KRL menurutnya itu urusan Kementerian Perhubungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu masih di level regulator, kita kan operator hanya jalanin saja. Kalau secara sistem kita ikut dari regulator karena kita PSO, kalau pemerintah menetapkan kebijakan tarif kita, secara IT kita siapkan dan kita siap untuk melakukan itu," ujar Asdo dalam diskusi di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (11/1/2024).

Dia kemudian menjelaskan layanan KRL Commuter Line merupakan layanan penugasan public service obligation (PSO). Pihaknya hanya menjalankan penugasan tersebut saja. Komponen tarifnya pun dihitung langsung oleh Kemenhub.

ADVERTISEMENT

Asdo memaparkan, struktur biaya PSO yang ditentukan Kemenhub terdiri dari biaya operasi mulai dari bahan bakar, perawatan kereta, pembayaran kru, hingga margin keuntungan 10% untuk KCI.

"Jadi kita ini kan penugasan bahwa pengoperasian ini artinya kita ini biaya operasi semua ditanggung oleh pemerintah, jadi KCI ini mengoperasikan kereta pemerintah melalui penugasan. Jadi pembiayaannya itu adalah biaya operasi semua, baik itu BBM, perawatan, sarana prasarana, termasuk pembayaran krunya, plus margin 10%, itu sistem PSO," beber Asdo.

Pada prinsipnya bila tarif dinaikkan pihaknya akan menerima saja. Semua tergantung kebijakan Kemenhub sebagai regulator utama.

"Jadi kita nggak khawatir kalau naik, ya naik aja, toh kita tergantung pemerintah kita kan penugasan. Masalah kenaikan tarif kita pasti dari pemerintah pihak regulator akan mengundang teman-teman," sebut Asdo.

Sejauh ini tarif KRL sudah tidak naik sejak 2016. Asdo sedikit berkelakar bila memang ada kenaikan tinggal tunggu tanggal mainnya saja sesuai kebijakan pemerintah.

"Kita kan terakhir naik di tahun 2016, sekarang belum ada kenaikan tapi tunggu tanggal mainnya aja. Kalau ditanya akan ada kenaikan? Mungkin ada, tapi tunggu tanggal mainnya," ujar Asdo.

Soal penyesuaian tarif KRL tadinya ditargetkan pada 2023. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada akhir 2022 menjelaskan tarif KRL akan mengalami perubahan sistem. Budi Karya menyatakan akan ada skema subsidi tepat guna yang dilakukan.

Tarif KRL akan naik bagi masyarakat yang tergolong mampu ekonominya, harga tiket akan naik senilai harga layanan KRL tanpa subsidi. Nantinya ada kartu baru yang diterbitkan untuk membedakan profil penumpang KRL.

"Kalau KRL nggak naik. Insyaallah nggak akan naik sampai 2023, tapi nanti pakai kartu, jadi yang sudah berdasi nanti bayarnya lain. Sampai 2023 yang average tidak akan naik," ungkap Budi Karya dalam Jumpa Pers Akhir Tahun 2022 di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (27/12/2022).

Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal juga menjelaskan nantinya sistem tarif KRL berubah dengan penggolongan kemampuan penumpang.

"Jadi subsidi tepat guna nggak naik cuma kita pakai data di Kemendagri, yang kaya bayar sesuai harga aslinya cuma yang kurang mampu akan dapat subsidi. Memang tidak akan naik cuma subsidi tepat sasaran," tambah Risal Wasal dalam kesempatan yang sama.

Simak Video 'Pimpinan DPR soal Tarif KRL 'Orang Kaya': Perlu Diperjelas Kriterianya':

[Gambas:Video 20detik]



(hal/ara)

Hide Ads