Bos Badan Pangan Buka-bukaan Kapan RI Setop Impor Beras

Bos Badan Pangan Buka-bukaan Kapan RI Setop Impor Beras

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 01 Feb 2024 10:49 WIB
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi di Gudang Bulog, Sendangsari, Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul, DIY, Selasa (30/1/2024).
Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Jakarta -

Badan Pangan Nasional buka-bukaan kapan pemerintah menyetop importasi beras. Impor beras sendiri dilakukan untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP) yang penemuhannya sulit dari dalam negeri karena rendahnya produksi petani.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengungkapkan menurut Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) diperkirakan produksi beras di Maret nanti dapat menyentuh angka 3,5 juta ton. Angka tersebut telah melebihi kebutuhan konsumsi nasional beras sebulan yang sejumlah 2,5 juta ton.

Maka, jika produksi di atas kebutuhan konsumsi nasional seperti itu, pemerintah akan menyetop impor beras. Jadi, pemenuhan CBP bisa dilakukan dengan menyerap beras dari petani dalam negeri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan kemudian nanti di bulan Maret itu sudah mulai panen 3,5 juta ton di atas kebutuhan nasional sebesar 2,5 juta ton per bulan, sehingga pada saat itu kita akan setop impor. Kita akan setop impor dan serap beras padi lokal untuk tetap mempertahankan harga di tingkat petani itu baik," kata Arief dalam keterangannya, dikutip Kamis (1/2/2024).

Arief menjelaskan bahwa ketersediaan stok pangan strategis seperti beras, terutama dalam menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) menjadi fokus utamanya bersama Perum Bulog. Kunci ketersediaan stok beras nasional terletak pada produksi dalam negeri yang diprediksi akan meningkat pasca El Nino mulai mereda.

ADVERTISEMENT

"Hari ini sekali lagi Bapak Presiden Joko Widodo berkenan untuk melakukan cek ketersediaan stok di Bulog. Pada saat yang bersamaan beliau juga meminta saya dan Pak Dirut Bulog untuk memastikan ketersediaan stok, utamanya jelang sampai dengan lebaran. Dan disini ada Pak Dirut Bulog yang tentunya bersama-sama dengan kita semua akan memastikan bahwa stok beras itu akan cukup sampai lebaran," kata Arief.

Dia pun menampik anggapan sebagian pihak bahwa masuknya beras yang berasal dari pengadaan luar telah memukul harga gabah di tingkat petani. Menurutnya, justru Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) di Desember 2023 dinilai BPS mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

"Jadi kalau ada yang menyampaikan harga di tingkat petani jatuh di bawah, tidak benar. Hari ini confirmed, harga di tingkat petani, NTPP itu harga terbaik itu, di tahun ini. Harga di petani tinggi, gabah di atas Rp 7.000, ada yang Rp 8.000," tegasnya.

Akibat tingginya harga gabah di petani, maka ketika menjadi beras tentunya juga meningkat dua kali lipat. Jika harga gabah Rp 7.000 sampai Rp 8.000 per kg, maka harga beras bisa menjadi Rp 14.000 sampai Rp 16.000 per kg. Angka itu di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp 10.900 per kg.

Untuk itu, adanya bantuan pangan beras dilakukan untuk membantu masyarakat kelas bawah agar tidak terdampak oleh tingginya harga beras. Kemudian program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau operasi pasar juga memberikan pilihan masyarakat bisa mendapatkan beras lebih murah.

"Kemudian di hilir karena harga gabah itu Rp 7.000, secara mudah kalau harga Rp 7.000-8000 maka secara mudah harga berasnya itu dua kali lipat. Kalau Rp 8.000 berarti Rp 16.000, kalau Rp 7.000 berarti Rp 14.000, sehingga Bapak Presiden memerintahkan saya dan Dirut Bulog untuk melakukan bantuan pangan, tentunya untuk 22 juta KPM," tutup dia.

Seperti diketahui, sejak akhir 2022, pemerintah memustukan untuk melakukan impor beras karena produksi dalam negeri menurun. Importasi dilakukan untuk pemenuhan cadangan beras pemerintah (CBP), di mana fungsinya untuk bantuan pangan dan intervensi harga dan pasokan di pasaran.

Pemerintah memberikan kuota impor akhir 2022 sebanyak 500 ribu ton yang masuk pada 2023. Kemudian ditambah impor 2 juta ton, dan tambahan lagi 1,5 juta ton. Kemudian 2024 kuota impor beras 2 juta ton.

Namun tambahan 1,5 juta ton belum sepenuhnya masuk di 2023. Ada sisa 1 juta ton yang masuk di awal 2024 ini. Sementara 2 juta ton belum diproses masuk ke Indonesia.

(ada/rir)

Hide Ads