Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan masyarakat agar jangan salah memilih pemimpin pada Pemilu 14 Februari.
Hal ini disampaikannya melalui unggahan video di akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan. Menurutnya, Pilpres menjadi salah satu momentum paling penting untuk masyarakat.
"Kita akan memilih Presiden tanggal 14 Februari ini dan satu momen yang penting buat kita menurut saya. Kita tidak boleh salah memilih pemimpin," kata Luhut, dikutip dari unggahan tersebut Sabtu (3/2/2024).
Lebih lanjut, Luhut pun kemudian menyinggung tentang capaian Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama menjabat. Menurutnya, kinerja Jokowi diakui dunia. Hal ini juga terlihat dari sejumlah pejabat dunia yang menjenguknya saat pemulihan di Singapura.
"Kemarin waktu di Singapura banyak yang menjenguk saya baik itu utusan khusus Presiden Biden, John Kerry, maupun dari pemerintah, menteri-menteri dari Singapura, dan banyak lagi yang lain datang melihat saya. Itu semua mengapresiasi terhadap ekonomi Indonesia, terhadap leadership Pak Jokowi yang mampu bernavigasi di tengah-tengah sulitnya ekonomi dunia saat ini," jelasnya.
Selain itu, Indonesia juga mampu mengendalikan inflasi masih di bawah 3%. Bahkan saat ini Indonesia juga mampu mencatatkan surplus ekspor hingga 44 kali secara berturut-turut, pertama dalam sejarah Indonesia. Begitu pula dengan current account atau selisih ekspor dan impor RI yang kini surplus.
"Itu yang membuat rupiah kita di tengah-tengah terpaan naiknya The Fed misalnya tidak terlalu banyak terpengaruh. Cadangan devisa kita yang terbesar sepanjang masa US$ 146 miliar kalau saya tidak keliru dan tahun ini, tahun depan, mungkin kita akan bisa dekat ke US$ 200 miliar dolar," ujarnya.
Menurutnya, kondisi ini dapat tercapai berkat kebijakan-kebijakan ekonomi yang dibuat oleh Jokowi beserta tim ekonominya yang menurut Luhut sangat hebat. Salah satu program yang menurutnya paling menonjol ialah hilirisasi. Program ini juga telah diakui dunia.
Bahkan, menurutnya sejumlah negara berkembang di Afrika kini mencontoh Indonesia dalam hal hilirisasi. Mereka juga sempat mempertanyakan keberanian Jokowi dalam menyetop ekspor daripada bahan mentah ke negara-negara maju.
"Dan kalau kita lihat juga infrastruktur banyak yang mengkritik mengenai Kereta Api Cepat Jakarta Bandung tidak jalan. Sekarang semua orang menikmati, tentu masih ada kurang di sana-sini, tidak mungkin itu seperti membalik tangan sendiri," katanya.
Menurutnya, diskusi menyangkut pembangunan Indonesia membutuhkan diskusi yang berkelanjutan dan tidak mungkin selesai hanya dalam jangka waktu kepemimpinan Jokowi, bahkan presiden yang akan datang. Oleh karena itu menurutnya kontinuitas menjadi kunci.
"Keberlanjutan menjadi kunci, tidak perubahan-perubahan. Perubahan itu kita mulai dari nol lagi. Mulai dari nol lagi saya mengalami 10 tahun sebagai pembantu presiden, sebagai kepala staf presiden, dan sebagai menteri, berbagai jabatan. Tidak gampang, yang ngomong-ngomong itu hanya ngomong-ngomong saja, coba dilakukan," pungkasnya.
(shc/hns)