RI Paling Banyak Impor Mesin Peralatan Mekanis hingga Besi-Baja, Ini Datanya

RI Paling Banyak Impor Mesin Peralatan Mekanis hingga Besi-Baja, Ini Datanya

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 15 Feb 2024 13:22 WIB
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti/Foto: Dok. BPS
Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan komoditas utama yang diimpor Indonesia pada Januari 2024 yaitu mesin/peralatan mekanis, mesin/perlengkapan elektrik, serta besi dan baja. Barang-barang tersebut dipasok dari berbagai negara termasuk Tiongkok.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan nilai impor dari ketiga komoditas itu porsinya mencapai 38,52% terhadap total impor nonmigas Indonesia pada Januari 2024.

"Nilai impor mesin/peralatan mekanis serta mesin/perlengkapan elektrik mengalami kenaikan secara bulanan. Sedangkan besi dan baja mengalami penurunan," kata wanita yang akrab disapa Winny dalam konferensi pers, Kamis (15/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih rinci dijelaskan, nilai impor mesin/peralatan mekanis dan bagiannya naik US$ 123,79 juta atau 4,52% menjadi US$ 2,86 miliar. Kemudian mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya didorong oleh kenaikan volume impor 18,23 ribu ton atau 14,89%.

"Sementara itu, untuk komoditas besi dan baja nilai impornya turun 3,51% secara bulanan, didorong oleh penurunan volume impor 80,4 ribu ton atau 6,29%," beber Winny.

ADVERTISEMENT

Secara keseluruhan nilai impor Indonesia tercatat US$ 18,51 miliar atau turun 3,13% dibandingkan Desember 2023. Rinciannya, impor migas US$ 2,70 miliar atau turun 19,99% dan impor nonmigas US$ 15,81 miliar atau naik 0,48%.

Menurut penggunaan, pada Januari 2024 secara bulanan nilai impor barang konsumsi mencapai US$ 1,77 miliar atau turun US$ 277,62 juta (13,54%), bahan baku penolong US$ 13,48 miliar atau turun US$ 310,36 juta (2,25%), serta barang modal US$ 3,26 miliar atau turun US$ 10,19 juta (0,31%).

"Secara bulanan nilai impor mengalami penurunan disebabkan karena penurunan nilai impor barang konsumsi dengan andil penurunan 1,45%, utamanya karena sayuran yang andil penurunannya sebesar 5,31%," jelas Winny.

Secara tahunan, nilai impor menurut jenis penggunaan masih mengalami peningkatan kecuali pada bahan baku penolong yang mengalami penurunan 2,96%. Sementara itu, barang konsumsi naik 11,03% dan barang modal naik 10,16%.

Simak Video 'APPBI Surati Kemendag, Minta Cermati Regulasi Pembatasan Produk Impor':

[Gambas:Video 20detik]



(aid/ara)

Hide Ads