Zulhas Sebut Banyak Ritel Tak Lagi Jual Beras Premium: Harganya Tinggi

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 19 Feb 2024 14:42 WIB
Foto: Ilyas Fadilah/detikcom
Jakarta -

Pasokan beras di sejumlah toko retail modern masih belum merata. Bahkan ada di antara toko-toko retail ini yang tidak lagi menjual beras premium karena stoknya sudah kosong.

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengungkapkan tingginya harga beli beras dari pemasok yang sudah jauh di atas harga jual tertinggi (HET) membuat banyak retail modern yang enggan menyetok beras premium, hingga kini terjadi kekosongan.

Ia menjelaskan saat ini harga jual beras premium dari pemasok memang mengalami kenaikan karena adanya keterlambatan panen akibat el-nino kemarin. Kondisi ini membuat jumlah produksi beras mengalami penurunan yang secara otomatis membuat harga jual menjadi naik.

"Beras premium memang suplainya itu agak melambat, panen kita kan mundur. Karena suplainya melambat, harganya naik. Sementara HET kita kan tidak berubah. Nah oleh karena itu Transmart (dan ritel lain banyak yang) tidak menjual (beras) premium," kata Zulhas kepada wartawan di Transmart Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin (19/2/2024).

Pria yang akrab disapa Zulhas itu menyebut saat ini harga beli beras premium dari pemasok berada di kisaran Rp 72-80 ribu per 5 kg. Padahal HET atau harga jual beras premium tertinggi yang bisa dikenakan retail masih di kisaran Rp 69,5 ribu per 5 kg.

"Ini (retail) nggak ngambil karena premium itu harganya tinggi, harganya kan tinggi premium ya. Tadi ada yang Rp 72 ribu per 5 kilo, ada yang Rp 80 ribu, sementara itu HET masih Rp 69,5 ribu," paparnya.

"Ngambilnya (retel beli dari pemasok) ada Rp 72 ribu, ada yang Rp 75 ribu, maka retail modern tidak menjual (beras) premium," tegas Zulhas lagin

Sebagai gantinya, toko-toko retail ini lebih memilih untuk menyetok beras program SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) yang dikucurkan pemerintah lewat Bulog. Sebab harga beli beras ini masih di bawah HET yang ditetapkan pemerintah.

"Gimana jalan keluarnya? ya ngambil beras SPHP, asal SPHP-nya tidak terlambat (disalurkan ke retail). Stok SPHP cukup, kita ada 1,3 juta (ton) kan dari Bulog aman nggak ada masalah," terangnya.

Meski begitu Zulhas mengaku masih ada sejumlah kendala dalam proses penyediaan beras SPHP Bulog ini ke retail-retail modern seperti Transmart, yakni keterlambatan stok beras dari Bulog akibat proses pengemasan yang lebih lambat dari permintaan pasar.

"Memang kadang-kadang permintaan di sini dua hari habis, telat datangnya. Karena problem-nya itu kan dibagi 5 kg dikantongi kan, karena permintaannya banyak ngantonginnya itu (proses pengemasan) sudah di bagi banyak, kadang-kadang kalah waktu," ungkap Zulhas.




(fdl/fdl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork