Sri Mulyani Ungkap Fenomena 'Friendshoring' dalam Perdagangan Global, Apa Itu?

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 21 Feb 2024 12:33 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kondisi dunia saat ini dengan menggunakan istilah 'friendshoring'. Dia menjelaskan bagaimana fragmentasi dunia telah menimbulkan pergeseran kebijakan rantai pasok, perdagangan, dan investasi global.

"Prinsip yang berlaku bukan lagi free trade maupun free investment agreement, tetapi menjadi 'friendshoring' yang mengacu pada geopolitical consideration atau di mana keberpihakan (dari sisi geopolitik) suatu negara," katanya dalam unggahan di Instagram resmi @smindrawati, dikutip Rabu (21/2/2024).

Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan friendshoring?

World Economic Forum (WEF) mengungkapkan, friendshoring adalah praktik perdagangan yang berkembang di mana jaringan rantai pasokan terfokus pada negara-negara yang dianggap sebagai sekutu politik dan ekonomi.

Menurut artikel WEF, istilah perdagangan yang sedang populer ini muncul saat krisis ekonomi yang terjadi baru-baru ini akibat berbagai guncangan terhadap perekonomian global. Hal ini termasuk pandemi COVID-19 dan invasi Rusia ke Ukraina.

Pada dasarnya, friendshoring mengacu pada pengalihan rute rantai pasokan ke negara-negara yang dianggap aman secara politik dan ekonomi atau berisiko rendah, untuk menghindari gangguan terhadap arus bisnis.

"Praktik ini telah memicu kekhawatiran komunitas internasional mengenai kemungkinan fragmentasi geopolitik lebih lanjut dan deglobalisasi perekonomian dunia - menurunnya saling ketergantungan antar negara, institusi dan perusahaan global," tulis WEF.

Salah satu contoh friendshoring yakni kebijakan pemerintah Amerika Serikat (AS). Tahun lalu, AS menekankan niatnya untuk mendapatkan komponen dan bahan baku dari negara-negara sahabat yang memiliki nilai bersama untuk meningkatkan keamanan produksi dalam negeri.

"Daripada terlalu bergantung pada negara-negara di mana kita mempunyai ketegangan geopolitik dan tidak dapat mengandalkan pasokan yang berkelanjutan dan dapat diandalkan, kita perlu benar-benar mendiversifikasi kelompok pemasok kita," kata Menteri Keuangan AS Janet Yellen tahun lalu.

"Friendshoring berarti kita memiliki sekelompok negara yang memiliki kepatuhan yang kuat terhadap serangkaian norma dan nilai. Kita perlu memperdalam hubungan kita dengan mitra-mitra tersebut dan bekerja sama untuk memastikan bahwa kita dapat memenuhi kebutuhan kita akan sumber daya yang penting," tambahnya.

Di tengah situasi ketidakpastian global tersebut, Sri Mulyani memastikan Indonesia masih tetap mampu menjaga perekonomiannya. Ekonomi Indonesia masih tumbuh di sekitar 5% selama 8 kuartal berturut-turut, di mana pertumbuhannya juga diklaim merata di seluruh wilayah.

"Kita tetap optimis pertumbuhan ekonomi tahun 2024 akan lebih baik, namun kita juga harus tetap waspada agar Indonesia bisa tetap maju dan terhindar dari jebakan middle income trap," tutur Sri Mulyani.

Untuk itu, APBN dipastikan akan tetap menjadi instrumen andalan dalam melindungi masyarakat, melanjutkan berbagai agenda pembangunan, serta menjadi solusi untuk menjawab berbagai masalah struktural.


Simak Video 'Sri Mulyani Tawarkan Opsi Student Loan Buntut Bayar UKT Pakai Pinjol':






(aid/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork