Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengguyur beras dari Perum Bulog ke daerah-daerah yang harga berasnya tinggi. Menurut Kepala Bapanas Arief Prasetyo, hal ini disampaikan langsung Jokowi saat rapat paripurna, Senin (26/2) lalu.
Arief menyebut Jokowi ingin jajarannya untuk memastikan ketersediaan beras, khususnya dalam menghadapi puasa dan lebaran Idulfitri. Apalagi, saat ini beras dinilai menjadi komoditas pangan dengan inflasi tinggi karena harganya yang mahal.
"Hulu dan hilir kalau Pak Presiden pesannya harus dijaga dengan baik. Tapi pada saat harga di hilir itu sudah lebih dari Rp. 16.000 (per kg) ya di beberapa tempat, itu Pak Presiden minta diguyur," kata Arief ditemui di Hotel Margo Depok, Jawa Barat, Selasa (27/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Jokowi juga memerintahkan untuk terus melakukan pemenuhan cadangan beras pemerintah (CBP) yang ditetapkan sebesar 1,2 juta ton sepanjang tahun. CBP berfungsi untuk intervensi saat harga melambung tinggi.
"Jadi beras ini menjadi concern dari Pak Presiden percepat men-top up stoknya Bulog. Stok Bulog itu harus ada minimal 1,2 juta ton. Stok level terakhir adalah 800 ribu ton, good in transitnya sekitar 500-600 ribu ton. Jadi memang kita harus terus menjaga stok di 1,4 juta ton," jelas Arief.
Di sisi lain, Jokowi juga meminta agar harga di petani juga jangan sampai anjlok. Oleh sebab itu, Arief meyakini bahwa importasi beras dilakukan secara terukur atau bertahap.
"Kemudian importasi yang dilakukan pemerintah importasi yang terukur, sehingga kita juga harus jaga di tingkat petani dengan baik ya. Jadi memang perlu keseimbangan untuk harga di petani dan juga di konsumen," jelas dia.
Genjot Produksi
Lalu, Arief mengatakan beberapa menteri terkait pangan juga melakukan rapat terpisah perihal produksi beras. Dalam rapat itu hadir Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Sekretaris Kabinet Indonesia Promo Anung.
"Kemudian nyambung soal rapat kabinet paripurna, beberapa menteri terkait rapat soal beras. Mendag, Mentan, Bapanas, Menteri BUMN, Setneg, Setkab, ada Presiden Jokowi, kita diskusi soal bagaimana menyiapkan produksi, karena kuncinya di produksi," ujar dia.
Dalam rapat itu disampaikan pula terkait pemenuhan untuk pupuk demi menggenjot produksi dari pertanian dalam negeri. Seperti diketahui pemerintah telah menyetujui tambahan anggaran sebesar Rp 14 triliun untuk kebutuhan pupuk petani.
"Produksinya harus didukung dengan pupuk, pupuk itu dulu 9 juta ton. Yang terakhir anggarannya hanya cukup 4,7 juta ton. Kemudian beliau (Jokowi) approve untuk menambah Rp 14 triliun. Kemudian perlu dibangun sumur bor untuk air. Jadi kalau mau El Nino, tidak ada hujan, sawahnya tetap ada airnya, kegiatan-kegiatan ini harus dikerjakan," pungkas dia.
(ily/eds)