Ajakan boikot kurma Israel menggema jelang Ramadan. Hal ini seiring dengan serangan Israel di Palestina yang masih terus berlanjut.
Berdasarkan pantauan detikcom di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, pusat oleh-oleh haji yang umumnya menjual kurma mulai ramai pembeli menjelang bulan Ramadan. Toko A mengaku tidak menjual kurma dari Israel, melainkan dari Palestina dengan merek Medjool.
"Nggak mungkin kita jual produk Israel. Kan kita juga pro Palestina," kata Ira, pedagang kurma di Tanah Abang Blok F, Jakarta Pusat, Rabu (6/3/2024).
Ira menyebut kebanyakan kurmanya dipasok dari Uni Emirat Arab (UEA), Turki, Amerika Serikat (AS), dan Afrika. Merek kurma yang dijual mulai dari Palm Tunis, Khalas Barari, Palm'fruit, Rehab Alfursan, hingga Ajwa Al-Madina.
Ira mengaku alasannya sudah tidak menjual kurma Israel karena pelanggan juga tidak mau. Sejak serangan Israel ke Palestina, pelanggan memilih boikot produk Israel dengan cara kritis untuk bertanya.
"Karena ibu-ibu di sini juga sudah tahu barang, mereka fanatik banget, banyak yang tanya (ibu produk Israel bukan?), sampai searching di Google," jelas Ira.
Pedagang kurma lainnya di Tanah Abang, Dede juga mengaku banyak pertanyaan muncul dari pelanggan tentang asal produk kurma. Dia memastikan tidak ada produk kurma asal Israel yang dijualnya.
"Dulu mah beli aja nggak pernah ada yang tanya, sekarang pada nanya 'darimana nih? Bukan dari Israel kan?' kita jelasin bukan, kita nggak ada produk dari Israel," ucap Dede.
Dede mengaku tidak ada dampak penjualan kurma dari adanya serangan Israel ke Palestina. Bahkan jelang Ramadan ini ia mengaku mengalami peningkatan omzet hingga 30%.
"Nggak ada (dampaknya). Kalau kita sudah jelasin secara jujur pasti mereka tahu. Alhamdulillah 20-30%," imbuhnya.
(aid/das)