Ngeri! Sri Mulyani Beberkan 3 Tantangan Global yang Ancam Ekonomi RI

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 19 Mar 2024 12:55 WIB
Foto: Anisa Indraini/detikcom
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan perekonomian dunia 2024 masih diliputi berbagai risiko dan ketidakpastian. Setidaknya terdapat tiga faktor yang akan membebani perekonomian di tahun ini.

"Kita memahami dan terus mengikuti bahwa ketidakpastian ekonomi global dan risikonya masih sangat tinggi. Ini terlihat dari berbagai news yang kita bisa lihat," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (19/3/2024).

Pertama, mengenai era suku bunga tinggi yang terjadi di negara maju terutama Amerika Serikat (AS). Suku bunga The Fed yang diharapkan segera turun, tetapi sepertinya belum ada tanda-tanda akan terjadi dalam waktu dekat.

"Market tadinya berharap akan ada penurunan dalam waktu yang segera, namun ternyata tanda-tandanya masih akan dalam kondisi keep rates high atau mengelola atau menjaga suku bunganya tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama," ucap Sri Mulyani.

Dengan kondisi ini, maka likuiditas global masih akan ketat dan aliran dana portofolio termasuk ke Indonesia akan cenderung keluar.

"Ini tentu akan menekan beban biaya bunga karena kemudian yield dari suku bunga surat berharga juga akan terpengaruh oleh aliran modal tersebut dan juga terpengaruh kepada nilai tukar terhadap negara-negara tersebut," jelas Sri Mulyani.

Tantangan kedua adalah tensi geopolitik yang masih meningkat. Hal ini, menurut Sri Mulyani, memberikan ketidakpastian terhadap kebijakan keuangan.

"Kita lihat instability karena geopolitik memberikan suatu ketidakpastian terhadap berbagai kebijakan ekonomi, keuangan, perdagangan. Proteksionisme makin tinggi, investasi akan terdisrubsi dan ini tentu akan mempengaruhi kinerja perekonomian global dan negara-negara lain," imbuhnya.

Tantangan ketiga adalah digitalisasi, perubahan iklim atau climate change dan ageing population di negara maju. Kombinasi dari kondisi itu dinilai akan memberikan dampak yang sangat disruptif.

"Digital, teknologi terutama perkembangan AI sekarang sudah dianggap the second highest global risk. Kemudian climate change dianggap sebagai risiko paling atas dari global dan populasi yang semakin menua akan menimbulkan dampak pada kinerja perekonomian," pungkas Sri Mulyani.

Simak juga Video: Survei LSI Ungkap Kondisi Ekonomi RI Masih Dipandang Buruk






(aid/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork