Presiden Joko Widodo (Jokowi) percaya diri neraca perdagangan antara Indonesia dan China makin seimbang. Kepercayaan diri ini diungkapkan Jokowi dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Istana Negara Jakarta Pusat.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang memberikan keterangan pers usai pertemuan antara Jokowi dan Wang Yi mengatakan kedua belah pihak sepakat soal peningkatan kerja sama ekonomi yang menguntungkan.
Retno melanjutkan volume atau nilai perdagangan Indonesia ke China terus meningkat. Bahkan dia menyebutkan Jokowi percaya perdagangan Indonesia dan China makin seimbang.
"Presiden menyampaikan pentingnya kedua negara meningkatkan kerja sama bidang ekonomi yang saling menguntungkan. Di bidang perdagangan misalnya, volume atau nilai terus meningkat dan kita melihat sudah lebih seimbang," beber Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (18/4/2024).
"Jadi kita lihat sudah lebih seimbang dilihat dari perdagangan bilateral kedua negara," tegasnya.
Jokowi, kata Retno, juga mengharapkan terus dibukanya akses pasar produk Indonesia ke China. Termasuk penyelesaian protokol impor produk pertanian dan perikanan Indonesia.
Sementara itu, data terakhir yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri mencatat neraca dagang Indonesia dan China masih jeblok di bulan Februari 2024.
Perdagangan Indonesia dengan China kembali mencatatkan defisit sebesar US$1,86 miliar pada Februari 2024, setelah sebelumnya sempat defisit US$1,38 miliar pada Januari 2024.
Sementara itu, dari data yang dibuka Kementerian Luar Negeri, China sendiri merupakan mitra dagang terbesar bagi Indonesia, dengan volume perdagangan mencapai lebih dari US$ 127 miliar. China juga merupakan salah satu investor asing terbesar dengan nilai investasi lebih dari US$ 7,4 miliar tahun lalu.
(hal/das)