Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan jatah subsidi pupuk untuk para petani di awal 2024 sempat mengalami penurunan volume hingga 50%. Kondisi ini dapat membuat tingkat produksi pangan dalam negeri ikut mengalami penurunan.
"Volume pupuk ini berkontribusi juga menjadi masalah penurunan produksi. Kalau (jumlah subsidi) pupuk dikurangi, sudah pasti bermasalah produksi," kata Amran di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2024).
Ia menyebut volume subsidi pupuk sempat mengalami penurunan karena adanya kenaikan harga bahan baku produksi pupuk akibat perang Rusia-Ukraina yang sudah terjadi sejak 2022 lalu. Karena hingga saat ini sebagian bahan baku produksi pupuk dalam negeri masih impor dari Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena ada perang antara Ukraina dengan Rusia, sehingga bahan baku pupuk kita impor dari Rusia kita terkendala dan naik nilainya (harga produksi pupuk) 230%," terang Amran.
"Ini suatu masalah, orang lain yang perang tapi dampaknya ke Indonesia. Itu naik 230% sehingga (volume pupuk) turun 50%," tambahnya lagi.
Berutung, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan cepat memberikan tambahan anggaran subsidi pupuk hingga Rp 28 triliun sepanjang 2024. Dari tambahan tersebut, pihaknya dapat menggenjot kembali volume subsidi pupuk untuk para petani.
"Berterima kasih kepada bapak presiden, beliau responnya luar biasa langsung memberikan tambahan (anggaran) Rp 32 triliun, Rp 28 triliun untuk pupuk kemudian pompa 5,8 triliun. Alhamdulillah sekarang sudah berjalan," jelasnya.
Sebagai informasi, dalam situs resmi Kementan disampaikan sebelumnya Amran secara simbolik sempat menyerahkan alokasi penambahan pupuk subsidi untuk petani seluruh Indonesia sebesar Rp 28 triliun pada Maret 2024 kemarin.
Saat itu Amran mengatakan penambahan ini merupakan tindak lanjut hasil berbagai pertemuan dan rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo dan juga para Menteri seperti Sri Mulyani. Hasilnya, alokasi pupuk sebanyak 9,55 juta ton resmi diputuskan melalui surat menteri keuangan no S-297/MK.02.2024.
Berkat itu, pemerintah bisa menggenjot volume pupuk subsidi tahun 2024 meliputi pupuk kimia dan juga organik untuk 9 jenis komoditas seperti padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kopi dan kakao. Adapun alokasi pupuk mengacu pada rekomendasi Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian.