Rugi Ratusan Juta
Wakid, mengatakan jumlah pepaya busuk yang dibuang para pedagang sangat bervariasi. Ada yang membuang hanya beberapa kuintal hingga beberapa truk dalam satu kali proses pembuangan.
Disebutkan untuk muatan satu truk pepaya yang tidak laku sampai harus dibuang bisa membuat pedagang rugi antara Rp 30-35 jutaan. Jumlah kerugian ini bergantung pada harga pepaya yang dibeli pedagang dari petani.
"Kalau untuk pepaya ukuran (muatan satu) truk itu bisa rugi Rp 30an juta. Jadi itu kalau sampai (membuang pepaya sebanyak muatan) satu mobil ya lumayan ruginya," kata Wakid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wakid menyebut dirinya cukup beruntung karena tidak membuang pepaya busuk sebanyak itu dalam satu kali proses pembuangan. Namun karena kondisi ini sudah terjadi sejak pasca Lebaran 2024 kemarin, ia juga sudah membuang cukup banyak pepaya busuk yang jika ditotal bisa mencapai beberapa mobil truk.
Sementara itu, Fasita mengatakan paling banyak ada pedagang yang membuang pepaya sampai tiga truk. Padahal dalam satu truk bisa memuat 8 ton pepaya, yang artinya bisa membuang sampai 24 ton (3Γ8 ton).
Ia kemudian menjelaskan harga beli pepaya dari petani pekan lalu masih berada di kisaran Rp 4.000-4.500 per kg. Dengan perhitungan itu, menurutnya paling banyak ada lapak yang rugi sampai ratusan juta.
Seperti contoh lapak yang harus membuang muatan sampai 3 truk tadi, yang Fasita perkirakan bisa rugi sekitar Rp 96-108 juta (3 truk Γ 8 ton Γ Rp 4.000-4.500). Akibatnya saat ini tidak sedikit lapak yang mulai mengurangi pembelian pepaya dari petani.
"Kalau sebanyak itu (yang terbuang), kerugian bisa sampai ratusan juta sih. Kan kemarin (minggu lalu) nota (pembelian dari petani) itu di kisaran Rp 4.000-4.500 per kg. Ya itu (kerugian pedagang), kali muatan satu truk aja sudah berapa," jelas Fasita.
Beruntung, Fasita menyebut lapak tempat ia berjualan tidak membuang pepaya busuk sampai sebanyak itu. Sebab, ia menahan pengiriman pepaya dari petani sehingga tidak banyak yang terbuang di pasar.
(ara/ara)