Obligasi pemerintah merupakan salah satu investasi yang dapat menjadi save haven atau aset teraman dibandingkan instrumen investasi lainnya, hal ini terbukti pada masa pandemi covid-19 lalu.
Menurut Andreas Renard Widarto, dalam disertasinya berjudul 'Portofolio Dinamis Asimetrik dengan Menggunakan Obligasi Pemerintah Sebagai Hedge dan Safe Haven terhadap Instrumen Saham pada Bursa Efek Indonesia", ia berhasil membuktikan bahwa selain dapat melindung nilai saham, obligasi pemerintah juga dapat meningkatkan risk adjusted return dan menghasilkan efektivitas lindung nilai.
"Penelitian ini diharapkan dapat mempopulerkan instrumen obligasi pemerintah sebagai salah satu alternatif investasi yang mampu menjadi safe haven saat terjadi kondisi pasar yang ekstrem," ungkap Andreas usai menjalani Sidang Promosi Doktor di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, dikutip Kamis (30/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan berinvestasi pada instrumen obligasi pemerintah, masyarakat juga turut mendukung pembangunan dan ekonomi negara. Maka masyarakat tidak perlu ragu-ragu lagi untuk berinvestasi pada instrumen obligasi pemerintah," tambahnya.
Disertasi tersebut berhasil membawa Renard meraih gelar Doktor Ekonomi dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Pada sidang promosi tersebut turut hadir Gubernur Jawa Tengah Periode 2013-2023 Ganjar Pranowo dan Kepala SMA Taruna Nusantara Mayjend TNI (Purn) Tono Suratman.
Hadir juga, Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono, Kepala LKPP Hendrar Prihadi, Anggota DPR Prasetyo Hadi, dan Casytha Kathmandu, serta Walikota Semarang Hevearita G. Rahayu dan Deputi Menko Marves Rachmat Kaimmudin.
Penelitian ini juga langsung membentuk portofolio dinamis asimetrik yang melibatkan 10 seri obligasi pemerintah dan 10 saham emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar pada tiap latar belakang usaha yang berbeda dengan basis time varying.
8 dari 10 seri obligasi pemerintah yang diuji pada penelitian ini, terbukti mampu menghasilkan efektivitas lindung nilai diatas rata-rata dari efektivitas lindung nilai yang dihasilkan oleh seluruh sampel yang diuji.
"Dari 10 saham emiten dengan nilai kapitalisasi pasar yang diuji dalam penelitian ini, BBCA terbukti menghasilkan hedging effectiveness yang terkecil ketika dilindung nilai oleh seri obligasi pemerintah, hal ini berarti BBCA memiliki risiko yang paling kecil dibandingkan saham emiten lainnya. Maka bagi investor saham dengan preferensi risiko yang rendah, BBCA dapat dijadikan salah satu opsi untuk berinvestasi pada instrumen saham," tambah Andreas.
(rrd/rir)