Pemerintah mengapresiasi langkah PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) yang menggunakan pendekatan kolaboratif multi-helix untuk membantu UMKM naik kelas hingga bisa ekspor.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa UMKM menjadi penopang ekonomi nasional. Kontribusi UMKM terhadap PDB nasional berkisar 60,51% dan menyerap hampir 97% dari tenaga kerja.
Sumbangsih UMKM bagi perekonomian nasional itu, lanjutnya, juga berkat dukungan Sampoerna lewat Sampoerna Retail Community (SRC) yang hadir sejak 2008 dan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) yang berdiri pada 2007.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi dikatakan (omzet para toko SRC) Sampoerna berkontribusi sekitar 11,4% dari total PDB retail nasional 2022. Langkah kerja sama Kadin dan Sampoerna ini sangat baik," kata Airlangga, ditulis Selasa (23/7/2024).
Sebagai informasi, SRC dan SETC merupakan dua program pemberdayaan UMKM di bawah Payung Program Keberlanjutan "Sampoerna untuk Indonesia". Hingga sejauh ini Sampoerna telah mendampingi sebanyak 320.000 UMKM yang terdiri dari 250.000 toko kelontong SRC dan 72.000 UMKM.
Riset Kompas Gramedia mencatat total omzet SRC adalah Rp236 triliun per tahun atau setara dengan 11,4% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) retail nasional 2022. Anggota SRC menerima program pemberdayaan yang terintegrasi termasuk secara digital untuk mengelola toko dan keuangan serta turut memasarkan produk UMKM sekitar.
Seraya mengapresiasi SRC dan SETC, Menko berharap agar lebih banyak UMKM yang menerima pembinaan. Pasalnya, Indonesia membutuhkan ribuan wirausaha.
Untuk itu, Airlangga mendorong SETC untuk terus berkolaborasi para pemangku kepentingan dengan menitikberatkan pada pengembangan kompetensi, produktivitas dan kewirausahaan.
Airlangga melanjutkan untuk mendorong ekspor UMKM, pemerintah telah membentuk Satgas Ekspor yang juga melibatkan Kadin sehingga ada kebijakan yang bersifat afirmatif. Untuk bisa ekspor, katanya, UMKM butuh pendampingan seperti yang dilakukan Sampoerna melalui SETC.
"Kemudian kualitas produk, praktik bisnis di mana bisa dikirim tepat waktu dan berkualitas. Ini bisa dibantu oleh perusahaan-perusahaan besar terutama untuk jaga kualitas," tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengapresiasi inisiatif Kadin, Sampoerna dan Jetro yang terus mendorong ekspor UMKM. "UMKM itu produknya kecil, perlu agregasi, kemitraan dengan perusahaan besar. [Untuk ekspor] ada faktor produksi, logistik dan standar yang harus dipenuhi," katanya.
Selain pendampingan, Teten menuturkan tidak semua UMKM bisa langsung ekspor. UMKM bisa menjadi bagian dari supply-chain global atau menjadi bagian dari produk ekspor dari perusahaan nasional.
"Sebut saja kopi yang kita ekspor, 90% itu dari kebun rakyat. Saya ingin melihat kerja sama kemitraan UMKM dan perusahaan jauh lebih besar lagi. Kerja sama [dengan perusahaan ini] penting karena Indonesia masih kecil jika dibandingkan dengan Vietnam," katanya.
Sebagai konteks, Kementerian Koperasi dan UKM mencatat bahwa kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional baru 15,7% pada 2023.