Terungkap! Penyebab Pabrik Tekstil PHK Massal

Ilyas Fadilah - detikFinance
Selasa, 30 Jul 2024 07:30 WIB
Ilustrasi PHK - Foto: Aturan Pesangon PHK di Omnibus Law Cipta Kerja (Mindra Purnomo/tim infografis detikcom)
Jakarta -

Badai PHK massal melanda industri tekstil beberapa waktu ke belakang. Kondisi ini direspons Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, yang mengakui adanya penutupan sejumlah pabrik di Jawa Barat.

Mantan Ketua Umum HIPMI ini mengatakan, ada sejumlah pabrik yang menutup usahanya di Jawa Barat. Tapi ada juga yang hanya memindahkan basis produksinya ke wilayah lain.

"Kemudian PHK massal, benar terjadi PHK di beberapa tempat di Jawa Barat. Ini ada dua, satu relokasi pabrik dari Jawa Barat ke daerah lain, ada juga yang memang pabriknya ditutup," katanya dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Investasi/Kepala BKPM, Jakarta, Senin (29/7/2024).

Bahlil menyebut ada dua penyebab utama yang membuat industri tekstil tertekan. Pertama menyangkut persoalan mesin tua dan kedua soal biaya keekonomian yang tinggi dibanding negara lain.

"Masalahnya ada dua, mesinnya tua, kedua biaya ekonominya tinggi dibanding negara lain. Ini terkait produktivitas kerja kita. Kita harus cari jalan tengah," sebut dia.

Di satu sisi, hak-hak buruh harus bisa terpenuhi dengan baik. Namun Bahlil berpesan kepada buruh untuk memperhatikan keberlangsungan perusahaan. Pasalnya jika pabrik sampai tutup maka kerugian akan dirasakan semua pihak.

"Hak-hak buruh harus diperhatikan. Buruh juga harus perhatikan keberlangsungan perusahaan. Kalo tutup kan rugi semua," tuturnya.

Tutupnya lapangan kerja hingga tidak berjalannya aktivitas produksi juga berdampak pada penerimaan negara yang berkurang. Namun di tengah tutupnya sejumlah Pabrik, Bahlil menyebut ada juga pabrik-pabrik baru yang buka.

"Tapi jangan sedih, ada yang pergi ada yang datang. Contoh kemarin kita resmikan pabrik sepatu di Kawasan Industri Terpadu Batang, di Jawa Tengah. Itu menciptakan lapangan kerja 2 ribu lebih," ungkapnya.

Menurutnya untuk mendatangkan investor perlu beberapa upaya, baik dari pemerintah maupun pihak-pihak terkait. Pemerintah dapat memberikan sejumlah insentif perpajakan, sementara dari perbankan bisa mendorong pembiayaan untuk peremajaan mesin.

"Kedua harus ada kerja sama dengan saudara-saudara kita buruh, lapangan kerja mereka dengan upah layak. Tapi buruh harus mengerti kalau industri nggak jalan gimana pabrik mau survive," jelas dia.




(kil/kil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork