Sederet PR Besar Prabowo Demi Capai Cita-cita RI Jadi Poros Maritim Dunia

Sederet PR Besar Prabowo Demi Capai Cita-cita RI Jadi Poros Maritim Dunia

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Sabtu, 05 Okt 2024 15:30 WIB
Kapal latih Republik Indonesia (KRI) Bima Suci milik TNI Angkatan Laut (AL) menjadi Lokasi seminar Internasional Maritim. Kegiatan seminar kemaritiman ini dilaksanakan oleh Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang dan KBRI Tokyo.
Sederet PR Besar Prabowo Demi Capai Cita-cita RI Jadi Poros Maritim Dunia/Foto: Dok. PPI Jepang
Jakarta -

Kapal latih Republik Indonesia (KRI) Bima Suci milik TNI Angkatan Laut (AL) menjadi Lokasi seminar Internasional Maritim. Kegiatan seminar kemaritiman ini dilaksanakan oleh Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang dan KBRI Tokyo.

KRI Bima Suci bersandar di Pangkalan Angkatan Laut Jepang, Kota Yokosuka pada 1-5 Oktober 2024. Aktivitas ini dilakukan dalam rangka Pelayaran Misi Diplomasi Muhibah Duta Bangsa dan Latihan Praktek (Lattek) Kartika Jala Krida 2024.

Seminar tersebut salah satunya membahas terkait potensi besar Indonesia di sektor maritim dan sejumlah tantangannya. Secara keseluruhan, sebesar 84% wilayah Indonesia merupakan lautan. Sedangkan Indonesia sendiri punya cita-cita besar menjadi poros maritim dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari sisi tantangannya, pemerintah ke depan di bawah Presiden Terpilih Prabowo Subianto punya sederet Pekerjaan Rumah (PR) besar. Hal ini utamanya dalam menyelesaikan permasalahan di laut yang belum tertangani dengan baik sebelumnya.

PR tersebut antara lain seperti penurunan tanah kawasan pantai, salinitas laut, sedimentasi pantai, abrasi di pulau-pulau kecil, naiknya muka air laut akibat perubahan iklim, dan eksploitasi satwa laut.

ADVERTISEMENT

Dalam kesempatan tersebut, Ketua umum PPI Jepang, Prima Gandhi juga sempat menyinggung tentang kebijakan ekspor pasir laut. Ia menyarankan agar pemerintah meninjau ulang Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 20/2024 terkait ekspor hasil sedimentasi di laut.

Alasannya, karena sedimentasi laut berupa jenis pasir laut yang boleh diekspor adalah pasir alam yang berasal dari pembersihan hasil sedimentasi di laut. Menurutnya, pasir atau sedimen apapun yang berada di laut sebaiknya digunakan untuk meninggikan wilayah pesisir dan Pantai Indonesia yang terkena abrasi dan tenggelam.

"Kita bisa belajar dari Jepang yang mengalokasikan sumber daya alamnya, termasuk sumber daya kelautan untuk kemakmuran rakyatnya," kata Prima, dalam keterangan tertulis, Sabtu (5/10/2024).

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Demi mencapai cita-cita Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia atau global maritime fulcrum (GMF), bangsa Indonesia perlu untuk menyadari jati dirinya sebagai negara maritim.

Visi ini menjadi sangat penting karena kondisi dan keberadaan Indonesia sebagai negara dengan ribuan pulau. Fakta empiris dan sejarah membuktikan, banyak negara maju mendasarkan platform pembangunannya pada situasi dan kondisi geografisnya.

Visi Poros Maritim Dunia memiliki lima pilar pembangunan kembali budaya maritim, pengelolaan sumber daya laut, pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim, diplomasi maritim, dan membangun kekuatan pertahanan maritim.

Adapun program-program turunan dari lima pilar tersebut seperti pembangunan tol laut, pelabuhan laut, industri perkapalan, pariwisata maritim, pembangunan pelabuhan dan diplomasi luar negeri.

Seluruh program turunan dari lima pilar visi poros maritim dunia dapat terwujud dengan syarat pembangunan kekuatan pertahanan dan keamanan maritim. Kekuatan pertahanan dan keamanan maritim berguna melindungi kepentingan negara dan juga kepentingan dunia internasional yang menggunakan sumber daya maritim Indonesia.

Sebagai tambahan informasi, kegiatan tersebut menghadirkan sejumlah narasumber, mulai dari Laksamana TNI (Purn.) Marsetio yang menjelaskan Peta Jalan Kebijakan Pertahanan dan Keamanan Maritim Indonesia.

Selanjutnya ada Guru besar Center for Environmental Remote Sensing, Chiba University, Josaphat Tetuko yang membawakan materi tentang peran teknologi dalam kebijakan maritim Indonesia. Terakhir, ada Guru Besar Ekonomi Kelautan IPB Tridoyo Kusumastanto yang membawakan materi terkait Kebijakan dan Potensi Ekonomi Maritim Indonesia.


Hide Ads