Demi mencapai cita-cita Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia atau global maritime fulcrum (GMF), bangsa Indonesia perlu untuk menyadari jati dirinya sebagai negara maritim.
Visi ini menjadi sangat penting karena kondisi dan keberadaan Indonesia sebagai negara dengan ribuan pulau. Fakta empiris dan sejarah membuktikan, banyak negara maju mendasarkan platform pembangunannya pada situasi dan kondisi geografisnya.
Visi Poros Maritim Dunia memiliki lima pilar pembangunan kembali budaya maritim, pengelolaan sumber daya laut, pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim, diplomasi maritim, dan membangun kekuatan pertahanan maritim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun program-program turunan dari lima pilar tersebut seperti pembangunan tol laut, pelabuhan laut, industri perkapalan, pariwisata maritim, pembangunan pelabuhan dan diplomasi luar negeri.
Seluruh program turunan dari lima pilar visi poros maritim dunia dapat terwujud dengan syarat pembangunan kekuatan pertahanan dan keamanan maritim. Kekuatan pertahanan dan keamanan maritim berguna melindungi kepentingan negara dan juga kepentingan dunia internasional yang menggunakan sumber daya maritim Indonesia.
Sebagai tambahan informasi, kegiatan tersebut menghadirkan sejumlah narasumber, mulai dari Laksamana TNI (Purn.) Marsetio yang menjelaskan Peta Jalan Kebijakan Pertahanan dan Keamanan Maritim Indonesia.
Selanjutnya ada Guru besar Center for Environmental Remote Sensing, Chiba University, Josaphat Tetuko yang membawakan materi tentang peran teknologi dalam kebijakan maritim Indonesia. Terakhir, ada Guru Besar Ekonomi Kelautan IPB Tridoyo Kusumastanto yang membawakan materi terkait Kebijakan dan Potensi Ekonomi Maritim Indonesia.
(shc/ara)