Singgung Ancaman Krisis Pangan, Anggota DPR Beri Masukan Ini

Singgung Ancaman Krisis Pangan, Anggota DPR Beri Masukan Ini

Moch Prima Fauzi - detikFinance
Rabu, 09 Okt 2024 17:30 WIB
Petani memanen padi organik di Agro Eduwisata Organik (Aewo) Mulyaharja, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (14/12/2023). Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan padi organik bisa menjadi salah satu alternatif untuk memenuhi ketersediaan pangan di tengah krisis pangan dunia akibat dampak perubahan iklim. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/aww.
Foto: ARIF FIRMANSYAH/ARIF FIRMANSYAH
Jakarta -

Pangan dunia dikatakan sedang dalam ancaman serius. Anggota DPR Fraksi PKS, Riyono mengatakan konflik dan geopolitik yang tidak stabil membuat harga dan stok pangan dunia goncang. Data Food Security Update Edisi September 2024 dari World Bank menunjukkan hingga akhir September 2024, 16 negara telah menerapkan 22 larangan ekspor pangan, dan 8 negara menerapkan tindakan pembatasan ekspor.

"Tantangan serius bagi Indonesia yang memiliki jumlah penduduk nomor 4 terbesar dunia, 280 juta jiwa dan semua perlu pangan," kata Riyono, yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Timur VII meliputi Magetan, Trenggalek, Ponorogo, Ngawi dan Pacitan, dalam keterangannya, Rabu (9/10/2024).

Menurut Riyono kebutuhan pangan dunia pasti akan meningkat diperkirakan mencapai 70% saat ini. Produksi yang turun, harga pangan naik, harga bahan baku penunjang naik serta distribusi yang terganggu membuat gejolak pangan semakin tidak menentu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Data lain menunjukkan bahan baku pupuk, laporan Euromonitor menyebutkan selama periode peninjauan nilai impor bahan baku pupuk Indonesia tumbuh kuat sebesar 7,4 persen dengan nilai mencapai Rp 30,2 triliun pada tahun 2023. Juga mengalami peningkatan harga pada 2021-2022 seiring dengan belum optimalnya produksi dan prioritas pemenuhan kebutuhan dalam negeri negara-negara produsen seperti Tiongkok, Kanada, Rusia, Belarusia dan Jerman.

"Terus bagaimana langkah Indonesia menjaga kedaulatan pangan kita? Pertama amankan cadangan pangan nasional kita, beras di gudang Bulog harus siap setiap saat. Kedua, Jaga fluktuasi harga pangan, " jelas Riyono.

ADVERTISEMENT

Ketiga, menurut Riyono, langkah alternatif kembali ke pangan lokal. Pangan lokal potensinya bernilai triliunan. PKS mengusulkan agar pemerintah fokus kembali kepada pangan lokal. "Ini bukan teori baru namun cara baru kita sebagai bangsa yang harus diperbarui. Pangan lokal adalah masa depan," imbuh politikus yang aktif di komunitas nelayan dan petani ini.

Indonesia memiliki 77 jenis pangan sumber karbohidrat, 75 jenis pangan sumber protein, 110 jenis rempah dan bumbu, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, 26 jenis kacang-kacangan, dan 40 jenis bahan minuman. Pangan tersebut tersebar dari Sabang sampai Merauke, cukup untuk mengantisipasi krisis pangan yang ada di depan mata.

Riyono menambahkan sudah saatnya semua kembali ke pangan lokal dengan cara mendiversifikasi pangan dari mie yang terbuat dari gandum menjadi mie yang berbahan dasar pangan lokal seperti singkong dan sagu. Waktunya ganti gandum dengan umbi-umbian dengan singkong, dengan sagu, dengan pisang. Ganti jeruk mandarin dengan jeruk keprok Jatim, jeruk Medan, jeruk Pontianak, Jeruk Bali, ganti gula pasir jadi gula kelapa, gula aren, atau gula merah.

"Ini langkah nyata yang tidak perlu banyak beretorika. Krisis pangan boleh terjadi tapi dengan pangan lokal Indonesia akan mampu mengatasinya," tutup Riyono.




(prf/ega)

Hide Ads