Kondisi BUMN Terkini: 40 Sehat, 7 'Sakit'

Kondisi BUMN Terkini: 40 Sehat, 7 'Sakit'

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 04 Nov 2024 17:30 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir usai rapat dengan Komisi VI DPR
Menteri BUMN Erick Thohir usai rapat dengan Komisi VI DPR.Foto: Achmad Dwi Afriyadi/detikcom
Jakarta -

Menteri BUMN Erick Thohir membeberkan kondisi BUMN terkini. Dia menyebut, dari 47 BUMN sebanyak 40 BUMN atau sekitar 85% sehat, dan 7 BUMN sisanya dalam proses penyehatan.

Erick pun menjelaskan kondisi 7 BUMN tersebut. Pertama, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sebenarnya telah menjalani restrukturisasi pada 2019 lalu.

Namun, kinerja perusahaan terganggu karena adanya insiden kebakaran pada pabrik utama (hot strip mill 1).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini tentu mengganggu daripada operasional secara menyeluruh. Kita sedang akan mencari jalan apakah dengan kondisi yang hari ini setelah kita bekerja sama dengan Posco dengan menghasilkan Krakatau Steel Ebitda yang positif, yang kebakar ini apa perlu dikerjasamakan juga. Ini kita sedang mencari jalan," katanya saat rapat dengan Komisi VI DPR, Jakarta, Selasa (4/11/2024).

Kedua, PT Bio Farma (Persero) kinerjanya mengalami tekanan impairment vaksin COVID VGR.

ADVERTISEMENT

"Karena waktu itu memang kita ditugaskan beli vaksin sebanyak-banyaknya untuk dipastikan tapi tentu ketika COVID sudah tidak ada sisa vaksinnya ya kita mesti impairment," katanya.

Ketiga, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sudah ada jalan untuk restrukturisasi. Keempat, PT Waskita Karya (Persero) Tbk telah melakukan penandatangan restrukturisasi utang sebesar Rp 26 triliun.

"Waskita Karya kemarin alhamdulillah sudah tanda tangan restrukturisasi senilai Rp 26 triliun dengan 21 kreditur dan kita terus Wijaya Karya dan Waskita Karya ini kita sedang menunggu surat persetujuan Bapak Menteri PU bagaimana kita bisa konsolidasi dari 7
karya menjadi 3 sehingga lebih sehat lagi tentu kondisi karya-karya ini," katanya.

Kelima, PT Asuransi Jiwasraya (Persero) tengah menunggu proses likuidasi. Keenam, Perum Perumnas telah melakukan kajian di internal Kementerian BUMN di mana bisnis Perumnas akan diarahkan untuk hunian vertikal.

"Sebagai catatan ke Perumnas juga, kita minta tidak ada lagi penugasan dari pemerintah daerah tanpa komitmen pemerintah daerah tersebut, di mana kadang-kadang kita sudah membangun rumahnya tapi akses jalan masuk tidak ada, fasilitas tidak ada, listrik dan air tidak tersambung," ujarnya.

Ketujuh, Perum PNRI. Erick mengatakan, perusahaan ini kalah saing karena terbukanya pasar.

"Ini sebenarnya percetakan karena dulu semuanya harus cetak di sini surat-surat negara sekarang tentu dengan terbukanya market tentu ini mulai kalah bersaing, ini salah satu nanti kita akan restrukturisasi seperti apa mengenai PNRI," ungkapnya.

Lihat Video: Peraih detikcom Awards Inovasi Tata Kelola Good Governance Bidang BUMN

[Gambas:Video 20detik]



(acd/hns)

Hide Ads