Dunia dibayangi kekhawatiran atas rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Terpilih Donald Trump menaikkan tarif impor Kanada hingga China. Di sisi lain, langkah tersebut justru diproyeksikan akan mendatangkan peluang besar bagi Indonesia.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid menilai, kondisi ini akan mendatangkan peluang investasi besar masuk ke Indonesia. Diperkirakan, langkah ini akan membuat China merelokasi pabrik dan menggencarkan investasinya di ASEAN.
"Apa nih dampaknya terhadap Indonesia? Nah kita melihat relokasi. Relokasi dari banyak pabrik di China ke Indonesia atau ASEAN itu akan sangat besar. Akan banyak," kata Anindya, dalam acara Forum Anggota Luar Biasa (ALB) Pra-Rapimnas Kadin 2024 di Hotel Mulia, Jakarta, Sabtu (30/11/2024).
Trump sendiri telah mengumumkan akan menerapkan kenaikan tarif impor sebesar 25% untuk mitra dagang besarnya, Kanada dan Mexico. Sedangkan China akan naik 10%, mengingat sebelumnya tarifnya sudah dinaikkan sebesar 100%.
Menurut Anindya, relokasi yang telah dilakukan China selama ini baru 5%. Dengan demikian, ke depannya potensi terjadinya relokasi dan aliran investasi ke negara berkembang masih sangat besar.
"Kalau Cina tiba-tiba dikasih tarif besar, negara yang plus satu itu aman. Nah dia pasti mencari negara yang istilahnya tidak berkubu atau bahasanya non-aligned. Nah Indonesia ini salah satu yang sangat mungkin karena ada peace, keamanan dan stability. Tambah lagi continuity," ujarnya.
Di sisi lain, menurutnya, kunci utamanya ialah Indonesia perlu benar-benar bekerja keras. Hukum juga perlu ditegakkan lebih tegas untuk menjamin keamanan berinvestasi. Rule of law ini perlu benar-benar dipegang teguh.
"Bayangin saja kita taruh uang, misalkan kita tinggal di Jakarta, setiap hari kita tongkrongin belum tentu uang itu nggak hilang. Apalagi kalau orang dari luar negeri menaruh (investasi), 10 ribu km keliling dunia berharap uangnya nggak hilang. Nggak akan mungkin tanpa kejelasan dan ketegasan itu," kata Anindya.
"Jadi saya rasa ya Kadin juga kita mesti semakin menguatkan governance kita. Karena pemerintah butuh untuk menjalankan penegakan hukum yang baik, berlandaskan keadilan. Supaya orang tidak takut menitipkan uangnya," sambungnya.
Selain itu, menurutnya, investasi dalam membangun pabrik merupakan investasi jangka panjang. Oleh karena itu, kebijakan terkait tenaga kerja hingga pajak sangatlah penting. Ia berharap agar momentum ini dapat dimanfaatkan dengan baik.
"Intinya saya melihat bahwa di balik kesulitan naiknya tarif dana Amerika, kalau saya melihat Indonesia ini juga ada peluang. Buat relokasi, China plus one," ujar dia.
(shc/fdl)