Sampoerna Geber UMKM Lokal biar Naik Kelas, Ini Dampaknya ke Ekonomi RI

Sampoerna Geber UMKM Lokal biar Naik Kelas, Ini Dampaknya ke Ekonomi RI

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Kamis, 12 Des 2024 11:26 WIB
SRC Indonesia berupaya membangkitkan perekonomian nasional melalui kampanye #BangkitSerentak. Kampanye itu mengajak warga berbelanja di toko kelontong.
Foto: dok. SRC

Kedua, SRC membantu toko mendapatkan omzet lebih besar yang turut meningkatkan kesejahteraan pemilik dan karyawan toko. Riset menyebutkan SRC membantu toko kelontong anggotanya meraih omzet yang lebih tinggi hingga 42% dibandingkan sebelum mereka bergabung program ini.

Tidak berhenti di situ, lanjut Romulus, sebanyak 77% Toko SRC berhasil melakukan ekspansi usaha, dengan jenis bervariasi. Bahkan, banyak pemilik Toko SRC yang tadinya memulai dari toko kecil saat ini telah memiliki beberapa cabang atau berkembang menjadi toko grosir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"SRC Trijaya di Tangerang Selatan misalnya. Saat bergabung dengan SRC pada tahun 2013, Toko Trijaya merupakan sebuah toko berukuran kecil. Sekarang sudah berkembang hingga punya 3 toko kelontong dan 1 toko grosir," kata Romulus.

Ia menambahkan, ada juga Toko SRC lain yang tadinya hanya menjual kebutuhan sehari-hari, kini merambah bidang makanan minuman dan produk digital.

ADVERTISEMENT

Dampak positif SRC juga mencakup pembukaan lapangan kerja. Seiring dengan pertumbuhan omzet dan perluasan usaha, 51% Toko SRC telah berhasil menyerap tenaga kerja tambahan sebagai karyawan toko.

"Bayangkan jika setengah saja dari 250.000 Toko SRC di Indonesia menambah setidaknya 1 karyawan, itu menjadi tambahan penyerapan tenaga kerja yang besar sekali," jelas Romulus.

Ia mengatakan bahwa salah satu kekuatan SRC terletak pada solidaritas anggota-anggotanya. Melalui Paguyuban SRC, Toko SRC yang sudah lebih dahulu maju tidak segan-segan membantu Toko SRC lain agar bisa ikut berkembang. Secara rutin mereka bertemu untuk berbagi pengalaman dan tips-tips memajukan usahanya.

Di samping itu, Paguyuban-paguyuban SRC juga menjalankan berbagai aktivitas, seperti arisan yang hasilnya digunakan untuk membantu anggotanya meningkatkan kualitas toko, berbelanja bersama ke toko grosir agar lebih murah, dan inisiatif-inisiatif lain. Hasilnya, efek domino gotong-royong yang sangat besar.

Dampak positif ketiga, papar Romulus, ialah Toko SRC ikut berkontribusi bagi pemberdayaan UMKM sekitar melalui Pojok Lokal. Pojok Lokal adalah area khusus di Toko SRC yang didedikasikan untuk memasarkan produk UMKM. Berdasarkan survei KG Media omzet produk UMKM yang dipasarkan melalui Pojok Lokal diperkirakan mencapai Rp5,65 triliun pada tahun 2022.

Romulus mengatakan sejak awal SRC hadir untuk membantu toko kelontong agar lebih maju dan berkelanjutan. Di samping itu, pada tingkat yang lebih makro dia berharap SRC ke depannya dapat terus berkontribusi bagi perekonomian nasional dan menjadi salah satu pilar ekonomi kerakyatan.

Keberhasilan Toko SRC juga diharapkan bisa menginspirasi toko kelontong lainnya yang kini mungkin belum menjadi anggota SRC. Menurutnya, dengan target pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, SRC sebagai bagian dari UMKM dapat ikut ambil bagian.

Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, sektor UMKM berkontribusi sebesar 61% terhadap PDB dan memiliki kemampuan menyerap 97% total tenaga kerja. Dengan fakta ini, sektor UMKM tentu bakal memainkan peran penting untuk mendukung upaya pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% itu.

"Toko SRC yang sebanyak 250.000 telah berkontribusi hingga 11,36% dari PDB Ritel Nasional. Apalagi kalau kita bicara 4 juta toko kelontong di seluruh Indonesia, tentu UMKM toko kelontong bisa berkontribusi jauh lebih besar lagi," tutup Romulus.


(fdl/fdl)

Hide Ads