Area tambak mangkrak (idle) di sepanjang Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa, mulai dari Banten hingga Jawa Timur, seluas 78.550 hektar (Ha) akan direvitalisasi pemerintah menjadi tambak modern. Salah satu tambak milik pemerintah di kawasan Karawang dengan luas 2.548 Ha yang akan direvitalisasi, diperkirakan mampu menyerap banyak tenaga kerja.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menyatakan pihaknya bersama dengan Kementerian Kehutanan (Kemenhut) akan memperluas revitalisasi calon area tambak idle di Karawang hingga 7.500 Ha.
"Nanti akan dibangun di pinggirnya itu mangrove, lalu ada industri pabrik pakan dan industri pengolahan. Sehingga di wilayah ini akan seluas 7.500 Ha. Saya minta kepada pemerintah mengembangkan menjadi 10 ribu Ha kurang lebih," paparnya di dalam acara peninjauan revitalisasi calon tambak di Karawang, Kamis (9/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia memperkirakan akan ada sekitar 20 ribu tenaga kerja yang terserap dari direvitalisasinya area tambak idle di Karawang. Nantinya, tenaga kerja yang tersedia ini akan diisi oleh masyarakat dari area sekitar wilayah tambak.
"Itu tidak kurang dari 20 ribu tenaga kerja, atau bahkan lebih dari 20 ribu tenaga kerja yang akan di-install di sini. Harapannya tentu masyarakat di sini atau pekerja yang kita gunakan adalah semuanya itu dari masyarakat," tambahnya.
Menurut hitungan kasar Trenggono, dari 10 Ha lahan yang nantinya direvitalisasi pemerintah ini sedikitnya akan membutuhkan modal sedikitnya Rp 15 triliun. Bahkan, Trenggono membeberkan angka per tahun yang dihasilkan dari revitalisasi tambak di Karawang paling sedikit akan bernilai sekitar Rp 13 triliun.
"Ini angka yang tidak sedikit. Hitungan kasar jika berhasil sesuai best practice, maka dengan kondisi yang ada, hasilnya sekali panennya dalam satu tahun tidak kurang dari Rp 13 triliun. Ini multiplier effect-nya akan begitu besar," rincinya.
Sebagai informasi, luasan calon tambak yang akan direvitalisasi di kawasan Karawang saat ini adalah seluas 2.548 Ha yang terbagi menjadi dua klaster. Klaster A seluas 1.348 Ha dan klaster B seluas 1.200 Ha yang masing-masingnya akan terbagi menjadi area budi daya, area pendukung, dan area penghijauan.
(fdl/fdl)