Raksasa otomotif Jepang menghadapi kerugian lebih dari US$ 19 miliar atau Rp 313,50 triliun (kurs Rp 16.500) imbas kebijakan tarif Amerika Serikat (AS). Tarif yang diumumkan Presiden AS Donald Trump menjadi pemicu industri otomotif Negeri Matahari Terbit terpuruk.
Sejumlah produsen mobil terkemuka Jepang mengingatkan kinerja keuangan yang akan lemah sepanjang tahun 2025. Belum lagi dampak kebijakan Trump mungkin akan bertahan selama bertahun-tahun.
Dilansir dari Bloomberg, Kamis (15/5/2025), Toyota Motor menjadi salah satu pihak yang terpukul oleh kebijakan Trump. Toyota memperkirakan penurunan pendapatan operasional di bulan April dan Mei sebesar ¥180 miliar atau US$ 1,2 miliar, atau setara Rp 19 triliun.
Bloomberg Intelligence memprediksi angkanya berpotensi melonjak hingga US$ 10,7 miliar untuk keseluruhan tahun fiskal. Sementara Analis Pelham Smithers, Julie Boote memperkirakan angkanya antara US$ 5,4 miliar dan US$ 6,8 miliar.
Nissan Motor dan Honda Motor memperkirakan dampak tarif itu berpengaruh sebesar US$ 3 miliar. Lalu Subaru Cor memperkirakan penurunan sebesar US$ 2,5 miliar. Sebagai informasi, sebagian besar kendaraan yang masuk ke AS dikenakan bea masuk sebesar 25% pada tanggal 3 April.
Sebagian besar suku cadang mobil juga dikenakan pungutan yang mulai berlaku tanggal 3 Mei 2025. AS sendiri menjadi pasar terbesar bagi produsen mobil papan atas Jepang.
Umumnya mereka memanfaatkan pabrik-pabrik di Meksiko atau Kanada untuk membuat kendaraan, yang kemudian dikirim ke AS melintasi perbatasan. Namun tarif impor Trump kini membuat praktik itu menjadi mahal. Pengusaha dipaksa memutar otak untuk meminimalisir dampak bea masuk.
Produsen mobil Jepang berharap negosiasi perdagangan dengan AS akan membuahkan hasil. Perdana Menteri Shigeru Ishiba berjanji untuk tidak menerima kesepakatan apa pun yang tidak membahas tarif otomotif, mengingat pentingnya sektor tersebut bagi perekonomian.
Di sisi lain, perusahaan-perusahaan mulai memikirkan rencana bisni mereka. Honda misalnya yang memutuskan menunda rencana menghabiskan US$ 11 miliar untuk proyek kendaraan listriknya di Kanada, termasuk pabrik yang mampu memproduksi 240.000 mobil per tahun.
Simak juga Video: Industri Otomotif Jepang Rugi Jutaan Dolar AS Per Jam Gegara Tarif Trump
(acd/acd)