Kelompok produsen mobil raksasa Amerika Serikat (AS) menentang keras kesepakatan dagang baru yang menetapkan tarif impor 15% untuk mobil dan suku cadang dari Jepang. Mereka menilai kebijakan itu tak adil dan merugikan industri otomotif dalam negeri.
Pemerintahan Presiden Donald Trump sebelumnya mengumumkan kebijakan tarif baru terhadap produk Jepang, termasuk mobil dan komponennya. Namun, industri otomotif AS memprotes karena menganggap mobil Jepang diuntungkan dibandingkan kendaraan impor dari negara lain, bahkan dibandingkan mobil buatan pabrik AS sendiri di luar negeri.
Dilaporkan CNN Business, Kamis (24/7/2025), sebagian besar kendaraan impor, termasuk buatan perusahaan AS di Meksiko dan Kanada, saat ini dikenakan tarif dasar 25%. Padahal, kendaraan dari dua negara tersebut banyak menggunakan suku cadang buatan Amerika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Trump Patok Tarif buat Jepang Jadi 15% |
"Produsen mobil Amerika masih perlu meninjau detail perjanjian AS-Jepang, tetapi kesepakatan apa pun yang mengenakan tarif lebih rendah untuk impor Jepang yang hampir tanpa kandungan AS dibandingkan tarif yang dikenakan pada kendaraan buatan Amerika Utara dengan kandungan AS yang tinggi merupakan kesepakatan yang buruk bagi industri AS dan pekerja otomotif AS," kata Presiden Dewan Kebijakan Otomotif Amerika, Matt Blunt.
Dewan tersebut mewakili produsen otomotif besar seperti General Motors, Ford, dan Stellantis (induk dari merek Jeep, Dodge, dan lainnya).
Blunt juga membandingkan kondisi ini dengan kesepakatan perdagangan Inggris, di mana beberapa mobil mewah asal Inggris dikenai tarif lebih rendah 10%. Menurutnya, kesepakatan seperti itu sebaiknya tidak menjadi preseden dalam negosiasi dagang.
Data dari S&P Global Mobility menunjukkan, Jepang mengekspor 1,3 juta mobil ke AS tahun lalu-sekitar 8% dari pasar otomotif AS. Namun, pabrikan Jepang juga memproduksi 3,3 juta mobil di AS, jauh lebih banyak daripada yang mereka ekspor langsung dari Jepang.
Meski begitu, pabrik di Kanada dan Meksiko masih unggul dalam penggunaan suku cadang buatan AS. Tahun 2024, suku cadang senilai US$ 35,8 miliar dikirim ke Meksiko dan US$ 28,4 miliar ke Kanada, jauh dibandingkan Jepang yang hanya US$ 1,5 miliar.
Blunt menyebut Jepang sebagai salah satu pasar otomotif paling tertutup di dunia, dengan hanya 6% mobil di Jepang berasal dari impor. Ia pesimistis pembukaan pasar Jepang bisa memberikan dampak signifikan bagi ekspor mobil AS.
Presiden Trump sebelumnya menyatakan Jepang kini mulai membuka pasarnya untuk mobil, SUV, dan truk dari AS. Namun, Blunt menilai hambatan teknis seperti sertifikasi, preferensi pasar lokal, dan keterbatasan jaringan dealer tetap menjadi tantangan utama.
"Ketika kita memikirkan pasar yang menghadirkan peluang nyata untuk ekspor AS yang lebih besar, saya rasa Jepang jarang masuk dalam daftar itu," ucapnya.
Profesor ekonomi dari Universitas Michigan, Justin Wolfers, bahkan meragukan apakah mobil AS cocok untuk pasar Jepang. "Masalah dasarnya, kalau Anda ke Tokyo, mobil-mobilnya kecil dan jalanannya sempit," katanya. "Mereka tidak mengendarai mobil Amerika karena tidak memenuhi kebutuhan Jepang," ujarnya.
Tonton juga video "Trump Deal dengan Jepang untuk Tarif 15%" di sini:
(shc/rrd)