Semua pihak harus mendukung dan berdiri bersama pemerintah untuk mengarusutamakan pendekatan STEM dalam kurikulum nasional, bukan sebagai mata pelajaran terpisah, tetapi sebagai filosofi pembelajaran.
Ini mencakup pelatihan guru berbasis riset, penyediaan laboratorium sederhana di seluruh sekolah, dan pengembangan materi ajar yang kontekstual dengan kehidupan lokal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian juga, dibutuhkan peta jalan nasional pengembangan SDM yang sinkron dengan kebutuhan industri masa depan.
Saat ini, lebih dari 50% lulusan perguruan tinggi di Indonesia bekerja di sektor yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Ini bukan hanya pemborosan sumber daya, tetapi juga cerminan lemahnya koordinasi antara pendidikan dan dunia kerja.
Negara-negara seperti Jerman dan Singapura berhasil membangun sistem pendidikan vokasi dan politeknik yang berbasis kebutuhan industri karena adanya koordinasi yang erat antar kementerian dan pelaku usaha.
Selanjutnya, kemitraan publik-swasta harus diperkuat dengan insentif fiskal dan regulasi. Perusahaan yang berinvestasi dalam pelatihan guru, menyediakan laboratorium, atau membuka program magang berbasis STEM perlu diberikan penghargaan melalui pemotongan pajak atau preferensi proyek.
Dunia usaha tidak boleh hanya menjadi penikmat hasil pendidikan, tetapi harus menjadi mitra aktif dalam prosesnya.
Ketika Indonesia gagal menjadikan pendidikan STEM sebagai prioritas strategis, negeri ini berisiko terus berada dalam jebakan negara berpendapatan menengah.
Pertumbuhan ekonomi akan stagnan, lapangan kerja bermutu rendah, dan inovasi akan terus datang dari luar.
Namun, jika Indonesia berani melakukan perubahan, menjadikan setiap sekolah sebagai pusat kreativitas, setiap guru sebagai agen perubahan, dan setiap anak sebagai penemu masa depan maka jalan menuju Indonesia Emas 2045 bukan lagi mimpi.
Anak cerdas seperti Novan atau guru, Ayuk Ratna, adalah bukti bahwa potensi sejatinya ada di mana-mana. Dan mereka bukan hanya satu dua, tapi banyak, sayangnya masih seperti tercecer.
Bangsa ini hanya perlu menyiramnya menyatukannya dalam wadah dengan pendidikan yang relevan, menantang, dan memerdekakan pikiran.
STEM juga bukan sekadar strategi akademik, ia adalah investasi kemanusiaan. Dan di balik setiap siswa yang mampu merakit solusi dari persoalan hidupnya, tersembunyi masa depan Indonesia yang lebih tangguh, cerdas, dan berdaya saing.
Stephanie Riady
Penasihat Ahli Mendikdasmen
Simak juga Video: Peminat Konten Pembelajaran STEM di TikTok Terus Naik
(ang/ang)