Sektor ketenagakerjaan Indonesia diterpa isu krisis lapangan pekerjaan. Kekhawatiran ini muncul dari membludaknya para pelamar kerja pada acara job fair maupun walk-in interview.
Namun, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli membantah Indonesia mengalami krisis lapangan kerja. Yassierli menyatakan optimismenya meskipun enggan berkomentar banyak.
"Nggak sih nggak, optimis. Optimis kita ya," singkat Menaker saat ditemui di The Tribrata Darmawangsa Jakarta, Kamis (17/7/2025).
Terbaru, antrean pelamar kerja terlihat mengular di kawasan Santiong, Cianjur untuk lowongan di toko ritel. Saat diminta respons soal ini, Yassierli enggan berkomentar.
"Saya no comment dulu ya," imbuhnya.
Dalam acara Executive Breakfast Meeting IKA Fikom Unpad di tempat yang sama, Yassierli memang menekankan pentingnya menyampaikan informasi positif dan optimisme di tengah tantangan sektor ketenagakerjaan.
"Masyarakat ini butuh optimisme. Semakin kita sampaikan fear, tadi buka lowongan 50, yang datang 1.000. Semakin fear nanti datang 100 ribu. Terbatas. Padahal kita punya labor market information system SIAPkerja," beber Yassierli.
Ia juga sempat mengklarifikasi pernyataan soal enggan membuka data pemutusan hubungan kerja (PHK). Yassierli menyatakan hal itu merupakan framing yang tidak tepat.
Menurutnya hal itu membuat dirinya dituding menyalahi undang-undang keterbukaan informasi. Meskipun Ia menegaskan hal itu tidaklah benar.
"Kita ingin membangun aura optimis. Makanya kemarin sempat polemik ya, ini Menaker ogah membuka data PHK. Itu sepertinya framingnya nggak pas," tuturnya.
"Saya sebagai akademisi, saya tau dong. Ada yang kemudian komentari saya, evidence-based policy-nya gimana nih Pak Menteri, menyalahi undang-undang keterbukaan informasi," tambah dia.
Padahal data PHK dapat diakses secara bebas di website Satudata Kemnaker. Website tersebut biasanya menampilkan data PHK dalam periode waktu tertentu.
"Data PHK itu bisa diakses di Satudata Kemnaker, itu ada sebenarnya. Jadi memang banyak yang nanya ke saya setiap ketemu. Pak Menteri, data PHK gimana? Terus saya mengatakan, kok nanyanya data PHK terus sih, saya bilang," beber Yassierli.
Padahal, kata dia, hal yang penting dilakukan adalah membangun optimisme di masyarakat. Apalagi Yassierli menyebut sektor ketenagakerjaan menghadapi tantangan berat di tahun 2025.
"Ayo dong kita bangun optimisme, saya bilang. Masyarakat ini butuh optimisme," katanya lagi.
Beberapa waktu lalu, Yassierli menyebut informasi yang terlalu menyoroti persoalan PHK justru dapat menumbuhkan pemikiran pesimistis dalam diri masyarakat saat ini. Ia menilai, lebih baik membahas program-program pemerintah yang berpotensi membuka lapangan pekerjaan.
"Menurut saya itu yang harus kita viralkan. Jangan PHK terus, nanti kasihan teman-teman. Yang kita bangun itu adalah semangat," tutup Yassierli.
Tonton juga video "Deretan Pekerjaan yang Paling Banyak Kena PHK di RI" di sini:
(kil/kil)