Thailand & Kamboja Perang, Pemerintah Buka Suara soal Dampak ke RI

Thailand & Kamboja Perang, Pemerintah Buka Suara soal Dampak ke RI

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Kamis, 24 Jul 2025 19:59 WIB
This frame grab from UGC video footage taken and posted on Facebook by Chatchak Ratsamikaeo on July 24, 2025 shows smoke billowing from the roof of a convenience store attached to a petrol station in Sisaket province after it was hit by a rocket strike from Cambodia. Thailand launched air strikes on Cambodian military targets on July 24 as Cambodia fired rockets and artillery, killing at least 11 civilians, in a dramatic escalation of a long-running border row between the two neighbours. (Photo by Courtesy of Facebook user Chatchak Ratsamikaeo / AFP) / -----EDITORS NOTE --- RESTRICTED TO EDITORIAL USE - MANDATORY CREDIT
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto.Foto: Kemenko Perekonomian
Jakarta -

Perang Thailand dan Kamboja pecah di perbatasan wilayah kedua negara tersebut pada, Kamis (24/07) pagi. Tentara kedua negara saling tembak, bahkan melibatkan jet tempur.

Lantas, apakah perang Thailand dan Kamboja akan berdampak pada ekonomi Indonesia? Pasalnya, kedua negara adalah tetangga dan sama-sama anggota ASEAN.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan sejauh ini perang Thailand dan Kamboja belum berdampak ke ekonomi Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau itu (dampak ekonomi), belum ada," jawab Airlangga kepada detikcom, di Jakarta, Kamis (24/7/2025).

Namun Airlangga tidak menyinggung dampak apabila perang kedua negara berlarut-larut. Dia hanya mengatakan saat ini kestabilan negara-negara di ASEAN yang perlu dijaga.

ADVERTISEMENT

"Kestabilan ASEAN saja yang harus kita jaga," tuturnya.

Sebagai informasi, kedua negara tetangga Indonesia ini terlibat pertikaian sengit mengenai wilayah yang dikenal sebagai Segitiga Zamrud, di mana perbatasan Thailand, Kamboja dan Laos bertemu, dan yang merupakan lokasi bagi beberapa kuil kuno.

Perselisihan ini telah berlangsung selama beberapa dekade, berkobar menjadi bentrokan militer berdarah lebih dari 15 tahun yang lalu, dan kembali meletus pada Mei lalu ketika seorang tentara Kamboja tewas dalam baku tembak di area perbatasan.

(igo/hns)

Hide Ads