SoftBank Guyur Investasi Rp 32 Triliun ke Intel

SoftBank Guyur Investasi Rp 32 Triliun ke Intel

Ilyas Fadilah - detikFinance
Selasa, 19 Agu 2025 09:00 WIB
SUN VALLEY, ID - JULY 08: Masayoshi Son, founder and chief executive officer of SoftBank, the chief executive officer of SoftBank Mobile, and current chairman of Sprint Corporation, attends the Allen & Company Sun Valley Conference on July 8, 2015 in Sun Valley, Idaho. Many of the worlds wealthiest and most powerful business people from media, finance, and technology attend the annual week-long conference which is in its 33rd year. (Photo by Scott Olson/Getty Images)
Foto: Getty Images
Jakarta -

SoftBank berencana investasi sebesar US$ 2 miliar atau Rp 32,4 triliun (kurs Rp 16.200) ke raksasa chip Amerika, Intel. Investasi ini dilakukan melalui pembelian saham biasa senilai US$ 23 per lembar, sedikit di bawah harga penutupan saham Intel hari itu di US$ 23,66.

Kabar tersebut langsung disambut positif oleh pasar dan membuat saham Intel naik sekitar 6% ke level S$ 25. Dengan investasi ini, SoftBank kini menjadi pemegang saham terbesar kelima di Intel.

Langkah ini dipandang sebagai sinyal dukungan terhadap Intel yang selama ini tertinggal dalam memanfaatkan momentum booming Artificial Intelligence (AS) atau kecerdasan buatan di sektor semikonduktor canggih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya dan Masa (Masayoshi Son) telah bekerja sama selama puluhan tahun, dan saya sangat menghargai kepercayaan yang ia berikan kepada Intel melalui investasi ini," ujar CEO Intel Lip-Bu Tan, dilansir dari CNBC, Selasa (19/8/2025).

ADVERTISEMENT

Tahun lalu, saham Intel sempat anjlok 60% dan menjadi tahun terburuk sepanjang sejarah perusahaan itu di bursa. Namun sejak awal 2025, saham Intel sudah naik 18%, dibantu perubahan kepemimpinan.

Lip-Bu Tan diangkat menjadi CEO pada Maret menggantikan Pat Gelsinger yang diberhentikan akhir tahun lalu. Peran Intel kini semakin strategis di tengah persaingan global semikonduktor.

Pemerintah AS menaruh perhatian besar karena Intel adalah satu-satunya perusahaan asal AS yang mampu memproduksi chip paling canggih di dunia. Meski begitu, unit bisnis foundry Intel yang bertugas memproduksi chip untuk pihak ketiga, masih kesulitan menarik klien besar.

Bahkan bulan lalu, Intel menyatakan bahwa mereka akan menunda investasi lanjutan hingga ada pesanan nyata dari mitra bisnis. Menariknya, CEO Intel juga sempat bertemu dengan Presiden Donald Trump minggu lalu, setelah sang presiden sempat menyerukan pengunduran dirinya.

Pemerintah AS bahkan tengah mempertimbangkan untuk mengambil saham di Intel sebagai bagian dari strategi nasional di sektor chip. Adapun langkah investasi ke Intel semakin menegaskan posisi SoftBank sebagai pemain besar di dunia chip dan kecerdasan buatan.

Setelah membeli perusahaan desain chip Arm pada 2016 senilai US$ 32 miliar (yang kini nilainya hampir US$ 150 miliar), SoftBank juga mengumumkan rencana membeli Ampere Computing seharga US$ 6,5 miliar pada Maret lalu.

Tak hanya itu, SoftBank juga menjadi bagian dari proyek infrastruktur AI bernama Stargate yang diumumkan Trump awal tahun ini, bersama OpenAI dan Oracle. Ketiganya berkomitmen menggelontorkan dana awal $100 miliar, dengan potensi naik hingga US$ 500 miliar dalam 4 tahun ke depan.

Bahkan SoftBank juga memimpin putaran pendanaan US$ 40 miliar untuk OpenAI, yang menjadi rekor tertinggi pendanaan swasta dalam sejarah teknologi. Masayoshi Son, pendiri SoftBank, menyebut investasi ke Intel mencerminkan keyakinannya bahwa industri manufaktur chip canggih akan terus berkembang di AS.

Lihat juga Video Duduk Perkara Trump Minta CEO Intel Lip-Bu Tan Resign

(acd/acd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads