Anggaran subsidi transportasi tahun depan akan mengalami kenaikan. Dalam RAPBN tahun anggaran 2026 belanja subsidi public service obligation (PSO) direncanakan sebesar Rp 9,01 triliun. Angka itu naik 13,19% dari anggaran PSO tahun ini Rp 7,96 triliun.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) alias KAI mendapatkan kucuran subsidi PSO paling besar, jumlahnya hingga 65% dari total anggaran di tahun depan atau sekitar Rp 5,86 triliun.
Dikutip dari Buku Nota Keuangan dan RAPBN 2026, Rabu (20/8/2025), anggaran subsidi sebesar itu diberikan KAI untuk mendukung perbaikan kualitas dan inovasi pelayanan kelas ekonomi bagi angkutan kereta api.
Layanan yang mendapat subsidi antara lain KA ekonomi jarak jauh, KA ekonomi jarak sedang, KA ekonomi jarak dekat, KRD ekonomi, KRL Jabodetabek, KRL Yogyakarta.
Subsidi juga diberikan untuk penyelenggaraan sarana dan prasarana LRT Jabodebek, untuk 451,5 juta penumpang dengan kebijakan PSO dilaksanakan melalui rencana pemberlakuan tarif khusus kepada para penumpang berkebutuhan khusus (disabilitas) untuk penyelenggaraan LRT Jabodebek.
Selain untuk KAI, PT Pelni sebagai perusahaan pelayaran pelat merah juga mendapat kucuran anggaran subsidi sebesar Rp 2.9 triliun. Uang itu akan digunakan untuk layanan angkutan laut penumpang dengan trayek tetap, teratur, dan terjadwal bagi masyarakat dengan harga yang ekonomis untuk 4,3 juta penumpang.
Selain transportasi, subaidi PSO juga menyasar Perum LKBN Antara sebesar Rp 182,2 miliar yang dimanfaatkan untuk menyediakan informasi publik yang murah, mudah diakses, dan terjangkau.
Lihat juga Video: Wacana Subsidi KRL Pakai NIK 2025 Mendatang, Tarif Tak Lagi Bersahabat?
(acd/acd)