Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berencana membangun 1.100 desa nelayan di seluruh wilayah pesisir Indonesia. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong produk laut Tanah Air untuk ikut serta dalam ekosistem perdagangan pangan biru (blue food) dunia.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDMKP) KKP I Nyoman Radiarta menjelaskan penduduk dunia diperkirakan naik hingga 30% pada 2050. Sementara penduduk Indonesia diperkirakan bertambah hingga 22% pada periode tersebut.
Menurutnya kenaikan jumlah penduduk ini akan mendorong kebutuhan protein global sekitar 21,1 juta ton per tahun, yang mana jumlah ini tidak akan bisa terpenuhi jika hanya mengandalkan protein yang berbasis di darat.
Potensi Pasar Rp 6.806 T
Oleh karena itu, pangan biru atau blue food kemudian berperan sebagai salah satu alternatif pemenuhan protein global. Potensi pasar global dari pangan biru dapat mencapai US$ 419 miliar atau Rp 6.806,65 triliun (kurs Rp 16.245).
"Nilai pasar blue food tumbuh pesat dari sekitar US$ 269,3 miliar pada tahun 2023. Ini menjadi US$ 419 miliar pada tahun 2030 dengan pertumbuhan diperkirakan mencapai 6,52% per tahun," papar Nyoman dalam acara Pelepasan Tim Ekspedisi Patriot di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Senin (25/8/2025).
Untuk menangkap potensi pasar global yang sangat besar ini pemerintah kemudian berencana membangun 1.100 desa nelayan hingga 2026. Sebanyak 100 desa nelayan di antaranya akan dibangun tahun ini, dan 1.000 desa nelayan sisanya akan dibangun sepanjang 2026.
"Oleh sebab itu tahun ini Kementerian Kelautan dan Perikanan akan mengembangkan sekitar 100 kampung nelayan merah putih. Total pengembangan kampung nelayan merah putih tersebut ini ada sekitar 1.100 yang akan dilakukan sampai dengan tahun 2026," ucap Nyoman.
Dengan begitu Indonesia yang sedari awal dua per tiga wilayahnya merupakan perairan dapat memanfaatkan seluruh potensi sumber daya alam yang ada.
"Indonesia memiliki modal besar. Kita mengetahui bersama Indonesia ada 17.500 pulau dan merupakan negara dengan garis pantai nomor 2 terpanjang di dunia sebesar 108.000 km, memiliki potensi lestari perikanan sebesar 12,01 juta ton per tahunnya. Potensi tersebut harusnya dapat dikelola secara baik," jelasnya.
Nelayan Dapat Pinjaman
Sebagai informasi, sebelumnya Presiden Prabowo Subianto menyatakan pemerintah akan membangun 1.100 desa nelayan di seluruh pelosok Indonesia. Pemerintah akan meminjamkan uang agar nelayan bisa melakukan usaha dan bisnis.
Setiap desa nelayan akan diisi kurang lebih 2.000 keluarga nelayan. Artinya, ada jutaan orang yang akan hidup dalam satu desa. Rencana ini akan diwujudkan secepatnya, paling cepat tahun ini.
"Kita akan bangun dalam waktu secepat-cepatnya tahun ini juga kita harus mulai 1.100 Desa nelayan. Setiap Desa nelayan terdiri dari kurang lebih 2.000 kepala keluarga," papar Prabowo dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI Tahun 2025 di Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025) kemarin.
Meski begitu, Prabowo menegaskan bahwa bantuan ini tidak diberikan dalam bentuk bantuan langsung tunai yang cuma-cuma. Nelayan-nelayan yang dapat modal akan mencicil kembali pinjaman modalnya ke pemerintah.
Lihat juga Video: Momen Nelayan Prigi Trenggalek Gelar Labuh Larung Sembonyo
(igo/ara)