Aksi demonstrasi yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia beberapa waktu terakhir salah satunya didorong oleh jurang antara si kaya dan si miskin kian melebar. Adanya ketimpangan ekonomi yang semakin terasa saat dibandingkan dengan tunjangan abdi negara kemudian menyulut amarah sejumlah pihak.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa gini ratio, yang menjadi indikator ketimpangan pendapatan, mengalami kenaikan dari 0,379 pada Maret 2024 menjadi 0,381 pada September 2024. Ini menunjukkan bahwa distribusi pendapatan di Indonesia semakin tak merata.
"Di balik ini semua, rasanya kenapa masyarakat kita sangat impulsif terhadap apa yang sudah terjadi kan karena soal kesenjangan ekonomi." kata ekonom senior, Tauhid Ahmad kepada detikcom dalam program detikSore beberapa waktu lalu, ditulis Jumat (5/9/2025).
Salah satu indikator yang menunjukkan jurang antara si kaya dan si miskin semakin melebar adalah data tabungan atau simpanan yang dicatat oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). LPS mencatat pertumbuhan tabungan masyarakat atau individu yang kurang dari Rp 100 juta mengalami perlambatan. Sementara masyarakat yang memiliki tabungan di atas Rp 5 miliar justru cenderung mengalami laju peningkatan signifikan.
"Simpanan di bawah Rp 100 juta makin turun, tapi di atas Rp 5 miliar makin tinggi. Ini yang dilihat, apakah ada upaya jangka pendek atau tidak mengurangi hal tersebut." jelas Tauhid.
(igo/eds)