Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyebut bahwa kondisi perekonomian global tak seburuk yang diperkirakan. Kondisi ini ditunjukkan dengan pertumbuhan ekonomi global yang diproyeksikan masih terus meningkat.
Purbaya mengatakan, saat ini kondisi perekonomian global mulai menunjukkan pertumbuhan positif, aktivitas manufaktur dunia juga kembali ekspansi. Hal ini juga terlihat di Eropa yang mengalami ekspansi untuk pertama kalinya sejak pertengahan 2022.
Sebagian besar negara G20 dan ASEAN juga menunjukkan pemulihan yang cukup solid. Hal ini terlihat dari Global Market Index (GMI) naik ke posisi 50,6%, dengan tren pertumbuhan yang juga terlihat positif. Di Indonesia, Indeks Manufaktur Indonesia (PMI) naik ke posisi 51,5 pada Agustus.
"Jadi, sepertinya global tidak seburuk yang ditakutkan selama ini. Mereka mulai recover, Kalau kemarin-kemarin kita takut, sekarang harusnya berani. Apalagi memang domestic demand kita juga kuat," kata Purbaya dalam Konferensi Pers APBN KiTa di Kemenkeu, Jakarta Pusat, Senin (22/9/2025).
Walaupun ketidakpastian global masih terus berlanjut, Purbaya mengatakan bahwa saat ini kondisinya sudah jauh berkurang dibandingkan dengan sebelumnya. Hal ini juga didukung dengan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang menurunkan suku bunganya 25 bps menjadi 4,00-4,25%.
"The Fed menurunkan suku bunga itu akan memberikan stimulus tambahan ke perekonomian Amerika, yang biasanya akan diikuti oleh perbaikan ekonomi negara-negara lain termasuk China, Jepang, Korea, dan kita juga. Karena biar gimana Amerika masih merupakan mesin pertumbuhan utama ekonomi dunia," ujarnya.