Pemerintah bersama pelaku industri terus mendorong usaha kecil di sektor pangan untuk naik kelas melalui penerapan standar internasional seperti Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) dan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB).
Salah satu langkah nyata terlihat pada pelatihan HACCP dan CPPOB bagi pelaku UMKM hilirisasi hasil peternakan dari berbagai daerah, termasuk pengembangan produk tepung telur di Kabupaten Blitar. Langkah ini diharapkan mampu memperkuat daya saing dan mengurangi ketergantungan impor tepung telur yang selama ini masih tinggi.
Direktur Hilirisasi Hasil Peternakan, Kementerian Pertanian, Makmun, menyebut penerapan standar mutu seperti HACCP dan audit internal penting untuk memperluas akses pasar dan menjamin keamanan pangan. "Sinergi antar pihak sangat dibutuhkan agar UMKM dan peternak bisa mandiri dan naik kelas," ujar Makmun, di Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Ketua Tim Kerja Pascapanen Hasil Peternakan, Jamarizal, menambahkan pemerintah kini menyiapkan Rumah Fungsi Tepung Telur pertama di Indonesia, berlokasi di Blitar, sebagai model peningkatan kualitas produksi nasional.
Di sisi lain, PT SUCOFINDO (PERSERO) sebagai BUMN yang bergerak di bidang Testing, Inspection, and Certification (TIC), turut berperan dalam pelatihan dan pendampingan UMKM agar memenuhi standar global. Kepala SBU Komoditi dan Solusi Perdagangan SUCOFINDO, Tri Haryadi, mengatakan sertifikasi HACCP akan membuka peluang ekspor dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Dengan peningkatan kapasitas ini, UMKM tepung telur tak hanya menjadi bagian dari rantai pasok lokal, tapi juga pemain potensial di pasar global-mendorong Indonesia semakin mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan olahan.
Tonton juga Video: Inovasi BRIN Ciptakan Tepung Kuning Telur Ayam Kampung
(rrd/rir)