Cari Kerja Makin Susah, Orang-orang Bergantung ke Pekerjaan Ini

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 08 Okt 2025 10:57 WIB
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Anawat_s
Jakarta -

Bank Dunia (World Bank) menyoroti sulitnya mencari pekerjaan di Indonesia, China, dan beberapa negara lain terutama untuk anak muda. Partisipasi angkatan kerja masih rendah terutama untuk kalangan perempuan.

Demikian tertuang dalam laporan terbaru East Asia and the Pacific Economic Update edisi Oktober 2025. Perubahan pasar tenaga kerja ini berkaitan dengan kehadiran kecerdasan buatan (AI) dan digitalisasi yang menciptakan lapangan kerja baru, sekaligus menggantikan lapangan kerja lainnya.

"Kaum muda kesulitan mencari pekerjaan di China, Indonesia, dan beberapa negara lain. Partisipasi angkatan kerja rendah di beberapa negara, terutama di Pasifik dan di kalangan perempuan," tulis laporan tersebut, dikutip Rabu (8/10/2025).

Bekerja di Sektor Informal

China dan Indonesia menjadi dua negara dengan tingkat pengangguran usia 15-24 tahun tertinggi, diikuti Mongolia, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Thailand. Dari sisi persentase tingkat pengangguran anak muda di Indonesia hampir mencapai 15%, sementara di China sudah lebih dari 15%.

Akhirnya banyak pekerja di kawasan ini bekerja di sektor informal, yang tidak menjamin penghasilan memadai. Laporan Bank Dunia menyoroti pentingnya memindahkan pekerja dari pekerjaan berproduktivitas rendah ke pekerjaan yang lebih produktif.

Dari tahun 1970-an hingga 1990-an, banyak pekerja pindah dari pertanian ke manufaktur dan jasa yang lebih produktif. Hanya saja sejak 2000-an, pergerakan tenaga kerja cenderung menuju pekerjaan jasa berproduktivitas rendah dan informal, seperti ritel dan konstruksi.

Kelas Menengah Rentan Miskin

Menurut Bank Dunia, maraknya tenaga kerja di sektor informal pada sebuah negara dapat memicu masyarakat kelas menengah menjadi rentan miskin. Hal ini tentunya dapat menghambat laju pertumbuhan ekonomi.

"Meningkatkan produktivitas lapangan kerja sangat penting bagi sebagian besar perekonomian di kawasan Asia Timur dan Pasifik karena produktivitas tenaga kerja masih relatif rendah dan di bawah rata-rata global," imbuhnya.



Simak Video "Pengangguran di RI Capai 7,28 Juta, Menaker Berikan Solusinya"

(aid/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork