Jumlah penunggak pajak ternyata bukan hanya 200 orang seperti yang diungkapkan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sebelumnya. Saat itu disebutkan piutang pajak yang sedang dikejar senilai Rp 60 triliun.
Staf Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, Yon Arsal mengatakan 200 penunggak pajak tersebut menyangkut wajib pajak prominent alias orang-orang kaya yang membutuhkan perhatian banyak pihak.
Secara keseluruhan, sebenarnya penunggak pajak mencapai ribuan orang.
"Kemarin keluar dalam bentuk case 200 penunggak pajak, tapi ini bukan hanya 200 penunggak pajak nih, yang penunggak pajak itu jumlahnya banyak, ribuan," ujar Yon Arsal dalam Media Gathering di Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/10/2025).
Yon menjelaskan penagihan piutang pajak rutin dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP), mulai dari yang nominal kecil sampai besar.
Mengacu Undang-Undang (UU) Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), dianggap sebagai piutang pajak ketika keluar surat ketetapan pajak (SKP) dari DJP dan sudah inkracht di pengadilan.
Yon menyebut penagihan piutang pajak dilakukan oleh masing-masing Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di bagian seksi penagihan. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan untuk langsung diatasi oleh DJP.
"Itu sebagian dikerjakan di KPP, sebagian menjadi atensinya di kantor pusat karena ini tugas akhirnya itu yang menagih itu teman-teman di KPP, juru sita pajak," jelas Yon.
Sesuai arahan Purbaya, penunggak pajak terutama yang 200 orang itu akan terus dikejar sampai akhir tahun ini. Mereka dipastikan tidak akan bisa kabur dari kewajibannya.
"Sebagian ada yang lama, ini bukan berarti didiamkan juga, tetapi ada proses ya mungkin wajib pajaknya sudah ada yang pailit gitu ya, prosesnya sudah cukup lama sehingga perlu pendalaman lebih lanjut. Ini akan kita kelola sampai dengan akhir tahun, bahkan kita selesaikan mana yang bisa kita selesaikan dalam waktu cepat," imbuhnya.
Dari piutang pajak Rp 60 triliun, terbaru Purbaya mengklaim telah berhasil mengumpulkan hampir Rp 7 triliun. Mereka ada yang pembayarannya dilakukan secara bertahap.
"Mereka mungkin baru masuk sekarang hampir Rp 7 triliun, tapi kan pembayarannya kayaknya ada yang bertahap gitu. Saya akan monitor lagi seperti apa biar pembayaran cepat," kata Purbaya usai menghadiri Prasasti Luncheon Talk di Hotel Shangri-La Jakarta, Rabu (8/10).
(aid/hns)