Harga emas tercatat sudah mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah atau all-time high (ATH). Namun nilai logam mulia yang satu ini diperkirakan masih dapat terus meningkat bahkan di atas Rp 3.000.000 per gram.
Di tengah tingginya harga emas, logam mulia perak disebut-sebut dapat menjadi alternatif atau pilihan investasi logam mulia yang jauh lebih murah. Sebab sama seperti emas, perak merupakan logam mulia yang jauh lebih murah namun juga memiliki fungsi lindung nilai aset, meski tak sebaik emas.
"Harga emas logam mulia ini sudah tinggi, harganya mahal. Kemudian barangnya kan stoknya nggak ada. Nah kalau kita melihat dari stok yang nggak ada, kemudian harga mahal, ya orang beralih ke silver sebagai lindung nilainya," kata Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, kepada detikcom, Selasa (21/10/2025).
Ibrahim menjelaskan saat harga logam mulia emas terjangkau, tentu masyarakat akan lebih memilih emas sebagai pilihan investasi satu-satunya. Namun karena nilai emas terus meningkat dan sulit terjangkau baik karena harga maupun stok, investasi turunan logam mulia jadi menarik perhatian yakni perak dan paladium alias emas putih.
Uniknya, harga perak belakangan ini tercatat ikut melesat imbas kenaikan harga emas. Begitu juga sebaliknya, saat harga emas turun maka harga perak dan paladium juga akan mengikuti, meningkat permintaan dua logam mulia ini akan ikut turun seiring kembalinya investor ke emas.
"Logam mulia turunannya ada dua, itu silver dan paladium, itu emas putih. Jadi kalau orang bilang saya mau menggunakan emas putih, itu berarti dari paladium. Nah, pada saat harga emas turun, harga silver pasti turun, harga paladium pasti turun," ucapnya.
"Dulu saat harga logam mulia emas biasa-biasa saja, orang tidak ada yang membeli silver. Tetapi karena kondisinya mahal, sehingga lari ke silver. Kenapa sih orang membeli silver? Karena silver salah satu turunan dari logam mulia. Silver bisa dijadikan sebagai lindung nilai," kata Ibrahim lagi.
Meski begitu ia menyarankan masyarakat yang ingin investasi di logam mulia perak, sebaiknya memilih perak perhiasan alih-alih perak batangan. Sebab spekulasi kenaikan logam mulia satu ini sangat kecil, terlebih jika dibandingkan dengan emas, membuat komoditas ini akan sangat lama untuk bisa memberikan keuntungan finansial.
Selain itu berbeda dengan emas batangan yang mudah dicairkan menjadi uang alias likuid, namun perak batangan memiliki likuiditas yang lebih rendah. Sehingga lebih baik untuk menaruh investasi dalam bentuk perak perhiasan, setidaknya komoditas ini tetap dapat digunakan sehari-hari ataupun digadaikan sebagai perhiasan saat perlu dana darurat.
"Karena silver itu adalah barang nomor dua setelah logam mulia. Kemudian yang kedua, mana ada bank sentral global mau beli batangan silver untuk cedangan devisanya. Nggak ada kan, mereka akan fokus adalah di emas. Karena silver di negara-negara kayak bank sentral Amerika ini kan belum bisa menjamin. Saya pinjam uang di bank dengan jaminan silver belum ada," jelasnya.
"Kalau silver batangan, saya tidak rekomendasi. Rekomendasinya adalah silver untuk perhiasan. Orang investasi di silver mungkin karena harganya murah.
Mereka investasi jangka menengah, jangka panjang. Tapi memang kalau untuk harga, naiknya itu berbeda dengan logam mulia emas, karena silver itu spekulasinya kecil," imbau Ibrahim.
Sementara itu, Analis mata uang dan komoditas Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan saat ini perak memang dapat menjadi alternatif investasi logam mulia lain di luar emas. Menariknya, nilai logam mulia satu ini cenderung tengah mengalami kenaikan yang cukup signifikan, meski belum sebesar emas.
Di mana menurutnya, harga logam mulia perak diperkirakan dapat naik hingga US$ 80 per troy ons, dari saat ini yang sudah berada di level US$ 50 per troy ons.
"Boleh saja, saya rasa sah-sah saja, perak juga naiknya jauh lebih tinggi lagi tahun ini
karena memang selama ini sangat murah. Secara teknis hitungan-hitungannya sih memang masih bisa naik. Seharusnya kalau dengan harga emas sekarang itu, perak itu bisa mencapai US$ 80 per troy ons malah," terangnya.
Meski begitu, Lukman tidak menyarankan masyarakat untuk berpindah investasi dari emas ke perak. Ia lebih menyarankan untuk tetap membeli emas dalam jumlah tertentu, dan sisanya baru dialihkan ke perak.
Simak juga Video: Harga Emas Naik Tinggi, Pengamat: Beli!
(igo/fdl)