Pedagang Pasar Thrifting Senen Protes ke Purbaya, Merasa Jadi Kambing Hitam

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 27 Okt 2025 13:22 WIB
Foto: Ignacio Geordy Oswaldo
Jakarta -

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa ingin menggalakkan lagi larangan impor bal pakaian bekas. Langkah ini dimaksudkan untuk menyelamatkan industri tekstil dalam negeri dari gempuran produk impor.

Meski begitu rencana ini malah membuat pedagang thrifting di Pasar Senen, Jakarta Pusat mulai kelimpungan. Stok menipis, kapal pemasok sudah disetop, dan arus pembeli terancam ikut menguap.

Kondisi ini lantas membuat para pedagang pakaian bekas di kawasan itu merasa jadi 'kambing hitam' pemerintah. Sebab menurut para pedagang, rubuhnya industri tekstil dalam negeri tak serta merta disebabkan oleh penjual pakaian impor bekas, termasuk di Pasar Senen.

"Dari dulu nggak ada ini gugat-gugat barang second, karena daya beli oke. Sekarang-sekarang saja ekonomi ini, second lah di-kambing hitam apa segala macam," keluh salah seorang pedagang pakaian dalam di kawasan Blok III Pasar Senen yang tak ingin disebutkan namanya kepada detikcom, Senin (27/10/2025).

Ia berpendapat penyebab utama runtuhnya industri tekstil dalam negeri disebabkan oleh pelemahan daya beli, bukan karena pakaian bekas impor. Sebagai bukti, sama seperti pedagang tekstil di kawasan lain, Pasar Senen juga mengalami penurunan jumlah pembeli jika dibandingkan dengan beberapa tahun lalu sebelum Pandemi.

"Di sini juga sepi nggak ada pengunjung. Sama kayak Tanah Abang sepi juga, daya beli itu sudah nggak ada," terangnya.

Kalaupun jika produk pakaian bekas impor ini memang berdampak buruk terhadap industri tekstil dalam negeri, menurutnya lebih baik pemerintah hanya membatasi jumlah produk yang masuk hingga memberi pajak tambahan. Bukan sepenuhnya menutup keran impor pakaian bekas.

"Kalau dapat kasih pajak. Pemerintah lah yang kelola gitu, kita belanja ke pemerintah. Supaya barang ada lagi, biar nggak pada tutup. Kalau tutup banyak yang jadi pengangguran ini," ucapnya.

Senada, pedagang thrifting lain di Pasar Senen Blok III yang tak ingin disebutkan namanya merasa rencana Purbaya untuk memperketat impor bal pakaian bekas sangat merugikan pedagang. Membuat stok dagang mereka jadi sangat terbatas karena kapal pemasok sudah disetop.

Ia yang secara khusus menjual jaket impor berpendapat banyak orang lebih memilih produk bekas luar negeri di tokonya karena secara kualitas masih lebih baik dari lokal. Belum lagi meski produk yang dijualnya bekas, karena impor dari luar negeri, produk tersebut dijamin original alias bukan produk-produk tiruan.

"Jadi orang Indonesia itu nggak mau beli barang kita sendiri. Nggak ada brandnya, brand ada tapi nggak original. Kalau barang luar ini pasti original. Makanya barang kita itu mati, jadi orang nggak belanja ternyata yang disalahkan di sini," ucapnya.

Sebagai informasi, sebelumnya Menteri Purbaya Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa telah berjanji akan menyelesaikan masalah impor pakaian bekas ilegal. Langkah ini sejalan dengan pernyataannya yang melarang keras praktik impor balpres atau bal pakaian bekas dalam karung.

Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak mendukung adanya UMKM yang menjual barang ilegal. Pemerintah berupaya menghidupkan UMKM legal yang dapat membuka lapangan kerja dan menggenjot produksi dalam negeri. Hal ini diharapkan berdampak positif juga pada industri tekstil dalam negeri.

"Lu pengin menghidupkan UMKM ilegal? Bukan itu tujuan kita. Kita tujuannya menghidupkan UMKM yang legal juga bisa menciptakan tenaga kerja di penyerapan, di sisi produksi di sini. Jadi kita ingin hidupkan lagi produsen-produsen tekstil di dalam negeri," tegas Purbaya saat ditemui di Kantor Kemenkeu, Jakarta Pusat, Rabu pekan lalu.

Simak juga Video Purbaya Bakal Sikat Pelaku Impor Pakaian Bekas!




(igo/fdl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork