Stok beras nasional diprediksi mencapai 6 juta ton seiring dengan meningkatnya produksi. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan saat ini saja stok nasional yang disimpan di Gudang Perum Bulog telah mencapai 3,8 juta ton.
Hal ini disampaikan Amran dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Perum Bulog yang digelar di kantor pusat Bulog, Jakarta Selatan. Dalam pertemuan tersebut, Amran juga menyampaikan langsung apresiasi Presiden Republik Indonesia atas capaian stok pangan nasional.
"Desember-Januari stok diperkirakan mencapai 3 juta ton. Lalu Februari hingga April kita butuh penyerapan 3 juta ton. Total perkiraan 6 juta ton," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (20/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 100 Gudang Baru Bulog Mulai Dibangun 2026 |
Dengan meningkatkan stok tersebut, diperlukan gudang baru untuk Perum Bulog. Rencananya pemerintah membangun 100 gudang baru Bulog menggunakan APBN sebesar Rp 5 triliun.
"Tantangannya adalah gudang harus disiapkan dari sekarang," tegasnya.
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani dengan meningkatnya produksi pangan, Bulog memperkirakan panen raya tahun depan akan jauh lebih besar. Sementara itu, stok di gudang saat ini mencapai 3,8 juta ton dan diprediksi mencapai 3,2 juta ton pada akhir tahun.
"Sedangkan 3,2 juta ini perlu ada penyerapan baru saat puncak panen Februari-Mei," ucapnya.
Untuk target pembangunan gudang Bulog, Rizal meyakini dapat selesai bertahap pada Maret 2026, sehingga dapat menampung penyerapan saat panen raya di awal tahun.
"Oleh karena itu, Bulog ke depan akan menambah gudang dengan arahan Bapak Presiden. Harapannya bulan Maret nanti sudah jadi dan bisa langsung menampung hasil panen raya," jelasnya.
Rencananya dibangun 100 gudang baru, yang terdiri dari 50 gudang di lahan milik Bulog yang sudah tersedia dan 50 gudang di lahan hibah kabupaten/kota. Mengenai lonjakan produksi Bulog mengaku telah mempersiapkan skema untuk menyewa gudang.
"Mungkin kami harus menyewa gudang-gudang lainnya. Termasuk memanfaatkan teknologi baru seperti penyimpanan tanpa gudang, penggunaan plastik khusus, sistem vakum atau 'cocoon'," tambahnya.
Rizal menegaskan sesuai perintah Prabowo, dengan melakukan koordinasi bersama Amran, ke depan pembenahan tata kelola internal agar lebih solid dan responsif.
"Ke depan kita menyatukan satu komando. Komandonya ada di bawah Presiden melalui Menteri Pertanian. Jadi alurnya jelas, Presiden - Menteri Pertanian - Bulog - Jajaran di lapangan. Sudah seperti TNI sekarang, satu garis komando," tegasnya.
Simak juga Video: Produksi Beras Nasional Tahun Ini Sudah 33,19 Juta Ton











































