Laba ini anjlok 89% jika dibandingkan posisi tahun sebelumnya pada periode yang sama US$ 110,8 juta (Rp 1,1 triliun). Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar mengatakan, kinerja keuangan GIA pada tahun 2013 dipengaruhi oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dan tingginya harga bahan bakar alias avtur.
Selain itu Garuda pun menambah investasi armada untuk menunjang peningkatan operasional dan proses pengembangan Citilink.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maskapai pelat merah ini membukukan pendapatan operasi sebesar US$ 3,72 miliar, meningkat 7% dibanding tahun 2012 sebesar US$ 3,47 miliar. Sedangkan pendapatan penumpang juga mengalami peningkatan sebesar 10% dari US$ 2,69 miliar menjadi US$ 2,96 miliar pada tahun ini.
"Selama tahun 2013, Garuda Indonesia mengangkut 25 juta penumpang, meningkat 22,3% dibandung tahun 2012 sebanyak 20,4 juta penumpang," tambah Emir.
Selain itu, Garuda Indonesia mengalami peningkatan frekuensi penerbangan sebesar US$ 28,1% menjadi 196,403 frekuensi penerbangan dibanding periode tahun 2012 sebanyak 153,266 frekuensi penerbangan.
Sampai akhir September di 2013, maskapai BUMN ini masih mencatat rugi senilai US$ 22,32 juta. kerugian ini berkurang dibandingkan US$ 56,06 juta pada periode yang sama tahun lalu.
(zul/ang)