BUMI Lepas Saham 2 Anak Usaha Buat Bayar Utang ke Bank Tiongkok

BUMI Lepas Saham 2 Anak Usaha Buat Bayar Utang ke Bank Tiongkok

- detikFinance
Rabu, 11 Jun 2014 16:58 WIB
Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) akan melepas dua saham anak usahanya ke China Investment Corporation (CIC) dalam rangka bayar utang. Dua anak usahanya itu adalah PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).

Jumlah saham yang akan dilepas adalah sebanyak 19% saham KPC dan 42% saham BRMS. Rencana pelunasan utang dengan saham ini sudah dapat restu dari pemegang saham.

"Selain persetujuan dari pemegang saham, untuk transaksi ini juga diperlukan dari para kreditor perseroan," kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/6/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penjualan dua saham anak usahanya itu diperkirakan bisa mencapai US$ 1,2 miliar. Terbagi antara 19% saham KPC senilai Rp 950 juta dan 42% saham BRMS senilai Rp 257 juta.

Pada kesempatan yang sama Dileep juga mengklarifikasi dan menegaskan bahwa tidak ada hubungan antara transaksi penyelesaian utang CIC ini dengan kupon obligasi yang hampir saja gagal bayar hari ini senilai US$ 18 juta.

Total utang Bumi Resources per akhir Maret 2014 mencapai US$ 3,644 miliar. Utang-utang tersebut antara lain:

  • Guaranteed Convertible Bond I senilai US$ 375 juta
  • Country Forest Limited di 2009 senilai US$ 1,3 miliar
  • Guaranteed Senior Secured Notes senilai US$ 300 juta
  • Credit Suise di 2010 senilai US$ 117,5 juta
  • UBS AG senilai US$ 62,5 juta
  • Axis Bank Limited di 2011 senilai US$ 135 juta
  • Deutsche Bank di 2011 senilai US$ 54 juta
  • China Development Bank senilai US$ 600 juta.

Seperti diketahui, saham BUMI sudah dihentikan sementara alias suspensi oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak pagi tadi. Hari ini merupakan batas waktu terakhir bagi Bumi Resources untuk melakukan pembayaran atas kupon obligasi.

Kupon tersebut merupakan bunga atas obligasi senilai US$ 300 juta (Rp 3 triliun) yang akan jatuh tempo di 2016 nanti. Sebelumnya BUMI sudah berjanji akan melunasi pembayaran pada akhir Mei lalu.

Kupon obligasi yang harus dibayar BUMI merupakan bagian dari surat utang yang diterbitkan Bumi Capital Pte. Ltd. Seharusnya kupon ini dibayar 12 Mei 2014. Namun, perseroan memiliki tenggang waktu hingga 11 Juni 2014 untuk menyelesaikan.

Jika BUMI terbukti tidak bisa bayar, maka pemegang obligasi berhak meminta percepatan pembayaran dan BUMI terancama gagal bayar alias default.

Bank of New York selaku administrator selanjutnya akan meminta pemegang obligasi untuk melakukan voting. Jika mayoritas setuju soal percepatan pembayaran, maka BUMI harus melunasi seluruh nilai obligasi yang mencapai US$ 300 juta tersebut.

Obligasi dengan bunga 12% per tahun ini sewajarnya baru jatuh tempo pada 10 November 2016 mendatang.

(ang/dnl)

Hide Ads