Hal itu pun disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Dia meyakinkan warga Jawa Barat yang mayoritas Muslim bahwa pasar modal juga menyediakan instrumen berbasis syariah baik itu berupa saham maupun obligasi syariah alias sukuk.
"Jika ingin yang lebih yakin lagi ada saham syariah, ada sukuk. Saya pikir tidak ada permasalahan," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (27/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aher mengatakan, instrumen investasi syariah imbal hasilnya lebih rendah, namun dia percaya umat Muslim akan lebih nyaman dengan keuntungannya.
"Saya percaya keuntungan pasti ada. Pasti ada keuntungan tidak terlihat, ada keuntungan yang tidak teraba, ada berkah dari Tuhan," imbuhnya.
BEI sendiri sudah menyediakan indeks saham khusus saham-saham yang masuk dalam kategori syariah seperti Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan Jakarta Islamic Index (JII). Emiten yang sahamnya masuk dalam kriteria saham syariah total utang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 82%.
Kemudian juga rasio utang terhadap total aset tidak boleh lebih dari 45%. Selain itu bisnisnya juga tidak terkait dengan produk ataupun jasa yang masuk kategori haram. (hns/hns)