Jika dilihat dari jumlahnya RDPT berbasis ekuitas ini menjadi yang terbesar dalam sejarah di Indonesia. Penerbitannya dilakukan oleh PT Danareksa Investment Management (DIM) sebagai manajer investasi dan PT Bank Mega ditunjuk sebagai bank kustodian.
Direktur Utama WTR Herwidiakto menjelaskan, RDPT Ekuitas ini menggunakan underlying asset saham WTR di perusahaan investasinya yaitu PT Waskita Transjawa Toll Road (WTTR). Saat ini WTTR mengelola 3 (tiga) ruas tol yaitu Kanji-Pejagan, Pejagan-Pemalang dan Pasuruan- Probolinggo dengan panjang ruas tol keseluruhan mencapai 123,8 km.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penerbitan RDPT ekuitas ini akan menggunakan dua skema transaksi. Pertama WTR akan mengalihkan kepemilikan sahamnya di WTTR sebesar 57,14% senilai Rp 2,85 triliun ke dalam RDPT.
Kemudian WTTR akan menerbitkan saham baru (right issue) sebesar 30% kepada RDPT senilai Rp 2,15 triliun. Sehingga total dana yang diperoleh dari RDPT Ekuitas sebesar Rp 5 triliun.
Namun karena penerbitan saham 30% saham WTTR itu membuat kepemilikan saham RDPT 57,14% akan terdelusi menjadi 40%. Sehingga setelah proses selesai RDPT akan menguasai 70% saham WTTR, sementara kepemilikan WTR menjadi 30%.
RDPT Ekuitas WTR ini memiliki jangka waktu 5 tahun. Sayangnya baik perseroan maupun penerbit merahasiakan pembelinya. Namun ditegaskan RDPT ini dibeli oleh perusahaan dana pensiun dan asuransi BUMN.
RDPT ini pun menjadi solusi pendanaan alternatif bagi proyek-proyek infrastruktur. Saat ini WTR telah melakukan investasi di 18 ruas tol di Indonesia, di mana 5 ruas telah beroperasi secara komersial.
Pada tahun 2020 perusahaan memproyeksikan akan mengoperasikan ruas tol sepanjang 889,23 km. Sekitar 437,5 km merupakan bagian dari ruas tol Transjawa yang beroperasi pada tahun 2018. (dna/dna)