Dolar Amerika Serikat (AS) kian perkasa terhadap rupiah. Kondisi ini membuat para importir was-was karena nilai kontrak mereka dalam dolar AS bakal melambung.
"Jangan sampai Rp 14.000, kritisnya 14 (Rp 14.000). Kita punya kontrak tahunan, kalau tiba-tiba melonjak naik repot juga," ujar Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman.
Adhi menjelaskan, penguatan dolar AS terhadap rupiah berpengaruh pada harga bahan baku impor. Contohnya gula, garam, kedelai, dan jagung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi kalau bahan baku tahunan seperti gula garam, kedelai, jagung pasti ada penyesuaian, meskipun kita kan kontraknya basisnya dolar. Jadi kalau ada pelemahan rupiah berpengaruh ke bahan baku, kita sudah merencanakan dan ada toleransinya, dari sekian sampai sekian, jangan sampai pecah ke 14.000," tutur Adhi.